Gerbang masuk, 7 km jalan raya lintas timur. |
Letaknya ada di Lampung Timur, dengan beberapa alternatif jalan untuk menuju ke sana. Bandarlampung - Metro - Way Jepara (112 Km), menggunakan mobil + 2 jam. Bandara Raden Inten 2 (Branti) - Metro - Way Jepara (100 Km), menggunakan mobil + 1.30 jam. Pelabuhan Bakauheni - Panjang - Sribawono - Way Jepara (170 Km), menggunakan mobil + 3 jam. Dermaga Labuan Meringgai (kapal motor) dilanjutkan dengan kendaraan darat ke Way Jepara + 45 menit.
Gerbang berikutnya, masuk ke pusat konservasi gajah. |
Sekitar 1,5 jam kami tiba di pertigaan dengan penunjuk arah TNWK ke kiri. Dari jalan lintas timur itu, sekitar 7 km akan menemui pintu gerbang TNWK. Ada petugas di loket, bisa ditanya-tanya seperlunya. Ongkos masuk hanya Rp. 2.500 per orang, Rp. 6.000 / mobil dan ditambah sumbangan Rp. 5.000 untuk satu kali parkir. Harga yang kelewat murah untuk masuk cagar alam yang luasnya 125.621,3 hektar ini. (Selengkapnya tentang TNWK silakan masuk ke web resmi mereka, bisa klik di sini dan di sini.)
Ada percabangan jalan di gerbang ini. Yang ke kanan untuk pusat pelatihan gajah, sedang ke kiri ke Way Kanan (Aku ingin agendakan suatu waktu nanti ke sini. Way Kanan ini punya alam yang yahud seturut dokumentasi yang pernah kulihat, juga ada konservasi badak. Baru beberapa waktu lalu ada badak yang lahiran di sana). Tujuan utama kami melihat gajah, maka kami memilih jalan ke kanan, sekitar 9 km sampai di tempat para gajah sekolah.
Usai parkir, kami celingak-celinguk, belum tahu lokasi, sedangkan informasi sangat-sangat minim. Beberapa petugas yang ada tidak proaktif memberikan penjelasan. Yang pertama mereka sodorkan bukan pengetahuan tentang TNWK tapi menawarkan naik gajah.
Naik gajah. |
Mana ya yang bisa dipih untuk oleh-oleh? |
Kemudian juga para penjaja souvenir di satu sisi. Kami memborong boneka gajah harga Rp. 20.000 dengan tulisan di sisi badannya. Juga ada kaos, gantungan kunci dan stiker. Tidak banyak variasi, tapi cukuplah untuk kenang-kenangan pernah mengunjungi tempat ini.
Berpose di rumah gajah. Ada 66 gajah besar kecil tinggal. |
Dan tentu saja kami foto bersama gajah sangat-sangat banyak. Bisa foto sangat dekat karena sudah jinak dan terlatih bersahabat dengan manusia. Para petugas sangat ramah, jadi bisa minta tolong untuk diambilkan gambar.
Perjalanan pulang jam 16.30-an, kami mendapat bonus melihat monyet dan babi hutan yang ternyata masih sangat banyak di hutan-hutan lindung itu. Sesekali mereka merapat berkeliaran di jalanan, membuat kami heboh menuding dan melemparkan pisang-pisang muli yang kami beli di gerbang TNWK saat masuk lokasi ini. Sebagian kecil sih pisang yang dilempar ke mereka karena kebanyakan sudah kami makan sepanjang jalan. Hehehe.
Yu, njaluk ijin ngopi foto Gerbange yo, tak nggo blog ku.
ReplyDeleteSuwun
eloratour
Silakan saja dipakai. Makasih sama-sama.
ReplyDelete