Friday, August 09, 2019

Satu Malam di Raja Ampat (7): Menginap di Waisai

Salah satu tugu
malam hari.
Inilah sebenarnya maksud judul satu malam di Raja Ampat. Keseluruhan waktu mengitari Raja Ampat sebenarnya sekitar 30 jam, dari pagi-pagi 28 Juli hingga sore pada 29 Juli. Lengkapnya satu malam dua hari di Raja Ampat. Hehehe...

Senja mulai melingkupi Raja Ampat saat speedboat melempar jangkar di dermaga pelabuahan Waisai. Kru kapal memberikan pesan: "Besok jam 8 ditunggu di dermaga ini lagi untuk mengunjungi dua spot yang tersisa." Siap.

Dua mobil utusan Rm. Susilo sudah menanti di parkiran pelabuhan. Kami berenam langsung memecah mengisi dua mobil masing-masing bertiga. Sopir mobil mengatakan kalau kami akan diantar ke hotel, lalu jam 19.00 akan diantar untuk makan malam. Ahaiii, nikmatnya dunia ini ya Tuhan. Puji Tuhan. Perutku sudah keroncongan sejak keluar dari air Arborek. Laper sangat. Tapi aku juga pengin segera mandi karena sejak masuk air aku tetap menggunakan baju yang sama, basah-basahan.
Hotel tempat menginap

Sr. Natal membantu untuk check in di Raja Ampat City Hotel, recomended hotel, tidak jauh dari pelabuhan dan cukup nyaman. Harga kisaran 400 an ribu. Dengan fasilitas yang cukup baik, dan bersih. Saat sr. Natal masih ribet dengan urusan mbagi kamar-kamar, aku sudah nyelonong di kamar yang paling dekat dengan lobi dan langsung masuk kamar mandi. Dengan demikian aku masih waktu sebentar untuk berbaring sebelum berangkat makan malam.

Kerepotan sr. Natal saat check in itu bermula dari para romo yang tak biasa tidur berdua padahal sr. Natal hanya booking 3 kamar saja untuk berenam. Hehehe... wajar saja. Tapi itu perkara mudah, dan dengan cepat mereka mendapatkan kamarnya masing-masing.
Makan malam di pastoran Waisai. Kenyangggg....

Persis jam 19.00 kami berangkat ke Pastoran Waisai. Rm. Susilo dan umat sana sudah menyiapkan makan malam untuk kami semua. Huaaa... menu lengkap yang buanyakkkk sampai kami puas bahkan tak bisa menahan diri untuk membawa pulang eh membawa bekal juga untuk dibawa ke hotel. Hihihi, tamu tak tahu malu pokoknya. Makasih banyak, rm. Susilo. Menu yang pas dan lezat.

Di salah satu oleh-oleh Waisai.
Selesai makan pun kami masih ditawarin untuk keliling Waisai. Tapi mengingat tubuh masing-masing yang sudah pengin berbaring kami hanya mampir sebentar ke satu tugu Raja Ampat. Ada banyak tugu di Waisai untuk menandai Raja Ampat. Lalu kami ke toko oleh-oleh yang sudah hampir tutup karena sudah malam, dan dua pekerjanya sudah males banget ngelayani, tidak ramah lagi karena capek kali. Harganya selangit, jadi aku pun hanya membolak-balik barang-barang, lalu membeli tifa mini seharga Rp. 70.000. Sebagai tanda bahwa aku pernah ke Papua. Hehehe...

Balik hotel hanya kepikiran berbaring. *** (Berlanjut)

No comments:

Post a Comment