Nah, tentang ombak. Bulan Juli dan Agustus memang puncak ombak tinggi, sehingga tidak semua jenis perahu bisa berlayar. Bisa terbalik karena tinggi ombak di atas 1 m. Speedboat 200 PK yang kami tumpangi cukup tangguh dengan Kapten Bayu yang luar biasa, maka aku bisa merasa tenang saja melewati bantingan ombak (hehehe, kadang dengan dada dag dig dug juga sih).
Nah, ada 2 pasir timbul yang tampak. Kami berhenti di salah satu pulau pasir timbul yang lebih panjang. "Kalau pulau yang sana kita kesulitan untuk menyandarkan perahu, bu." Itu penjelasan Josep si guide tour kami.
Puluhan burung putih (camar?) langsung terbang saat perahu untuk menurunkan jangkar. Aku turun ke pasir dengan perasaan yang luar biasa. Putihhhh.... bersihhhh.... indahhhh....
Eits, hati-hati saat melangkah. Banyak telur burung terserak di pasir putih. Buanyak. Wah, regenerasi yang luar biasa. Dan lihatlah ke air yang jernih, terumbu karang warna warni, ikan kecil, aduhhh.... surga pun bisa dicicip di dunia.
Uh, begitu ketemu kami wanti2 dia untuk menghapus hasil tangkapan kamera. Payah bener deh.
Pun begitu, mood untuk foto-foto tetap menyala donggg. Iyalah, tempat seindah itu, yang belum tentu kapan lagi bisa dikunjungi harus disimpan dalam kenangan dan foto. Josep sangat sigap dalam hal ini, Dia membantu kami berpose di tempat yang kami sukai. Nah, nah, ini fasilitas yang luar biasa dari Kingfour. Dan dia membawa alat media yang lengkap untuk kepentingan itu. *** (berlanjut)
No comments:
Post a Comment