Wednesday, August 07, 2019

Satu Malam di Raja Ampat (5): Top View of Piaynemo


Rasanya pengin berlama-lama di tempat ini.
 Berikut ini spot favoritku (eh, ndak juga ding. Tempat lain juga suka. Tapi pokoke bikin seneng, berlipat-lipat energi yang kudapat dari tempat ini.) Puncak Piaynemo. Tak jauh dari Telaga Bintang, masih di gugusan kepulauan yang sama, kami melempar jangkar. Aku langsung meloncat ke dermaga dengan semangat. Antusias yang kurasakan dari Telaga Bintang masih berlimpah-limpah, dan kini melihat plank Piaynemo dengan deretan tangga seolah-olah melambai mengajak mengundang.

Indah banget.
"Ini lebih tinggi tempatnya, tapi jalannya lebih bagus. Tangga-tangga kayu sampai ke atas nanti." Papar Josep.

Salah satu perhentian. Niat banget pengin foto
setiap kali udah terengah-engah
 menapai tangga.
Full team.
Dari jauh kami sudah disambut dengan senyuman mace-mace yang berjualan di dekat dermaga. Beberapa mace menawarkan kelapa muda, minuman-minuman lain, sate kerang dan jajanan ringan. Sudah pengin saja duduk di bangku-bangku mereka, tapi yo mosok lho. Naik dulu dong.

Maka, kami berjalan dengan semangat ke puncak Piaynemo. Bikin mengkis-mengkis nafas pendek, tapi untungnya pemandangan indah menjadi dopping yang segar. Sedikit-sedikit berhenti. Selfie dongg... foto-foto...

"Kalau mau lewat kiri, itu tangga SBY. Yang kanan itu tangga Jokowi." Uhuk. Aku terbatuk dengar penjelasan Josep saat kami di persimpangan. Yang tangga Jokowi lebih tinggi. Hihihi. Kubayangkan nanti kalau presiden selanjutnya setelah Jokowi ada tangga lain, dengan panggung yang lebih tinggi. Hehehe... bagus kan.

Sampai di atas, weihhh... gugusan pulau-pulau, dengan air laut yang biru, kehijauan, tampak tenang. Padahal saat di lalui ombak gelombangnya menggulung-gulung riuh bikin nyali ciut. Ini begitu dipandang dari atas, tenangggg... lembut selembut sutra... seolah tanpa riak. Angin menyapa kami cukup kuat, membuat rambut dan kain berkibar-kibar, juga perasaan berkobar.

No comments:

Post a Comment