Wednesday, August 28, 2019

Bersatu dalam Satu Tampah: NKRI, Merdeka!

Perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 tahun ini di Blok C Perumahan Polri Hajimena Lampung Selatan terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini pertama-tama gegara para bapak di gang rumahku berada, sejak masuk bulan Agustus mereka berkumpul tiap malam di rumah Pak Putu sebelah rumah untuk merancang segala sesuatu. Pertama, mereka mengusahakan ada bendera-bendera kecil untuk sepanjang gang, kedua mereka juga membuat penjor merah putih yang dipasang di tiap rumah, ketiga pun mereka mengusahakan bambu-bambu untuk memasang hiasan-hiasan itu, keempat masih pula mereka memasang lampu di mulut gang dan di pos ronda dan kelima, mereka mengeluarkan pot-pot diletakkan di atas selokan sehingga gang menjadi lebih asli.

Kegembiraan bapak-bapak yang kompak itu pun mudah sekali menular kepada orang-orang lain. Jadi kalau mereka berkumpul tiap malam, pasti ada kopi dari Bu Putu, terus ada cemilan-cemilan. Begitu terpasang memang tampak kalau merah putih membuat gang masuk ke blok C perumahan Polri Hajimena ini menjadi semarak.

Menjelang 17 Agustus kemeriahan semakin terasa olehku karena lewat grup WA para ibu dikabarkan beberapa lomba-lomba yang akan diadakan di Blok A. Bu RT kami yang keren pun mengkoordinir para ibu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan itu.

"Tak penting menang atau kalah, yang penting kita silahturahmi dan terlibat bersama warga," itu pesan Bu RT, atau yang biasa kami panggil: Mami.

Salah satu lomba yang akan diikuti ibu-ibu adalah lomba tumpeng. Maka rapat-rapat berantai pun dilakukan lewat grup WA, sehingga ada kesepakatan bahwa setiap orang membawa bahan sesuai dengan yang dimaui atau disanggupi lalu dikumpulkan di rumahku pada hari H untuk bersama-sama dihias sebagai tumpeng yang indah.

Aku menyanggupi menyediakan tampah dengan pernak-pernik yang dibutuhkan. Maka usai mengikuti jalan sehat pada tanggal 18 Agustus pagi, aku mulai menghias tampah dengan daun pisang, memberi pelapisnya di bagian tepi hingga siap untuk menjadi wadah tumpeng. Kubalut bagian pinggir tampah dengan kertas merah putih, lalu kusediakan beberapa bendera kecil merah putih dengan tiang dari tusuk sate, juga tulisan dirgahayu kemerdekaan RI pada kertas warna merah untuk menandai tumpeng.


Usai arisan ibu-ibu yang kebetulan diadakan pada hari yang sama, satu persatu ibu di blok C pun berkumpul, membawa bahan-bahan masing-masing juga kegembiraan untuk bekerja bersama. Bu Tir yang ahli membuat garnish sudah siap dengan bunga-bunga cantik dari bahan yang ada. Ibu-ibu lain membawa nasi kuning, kering tempe, kering kentang, tahu tempe bacem, telur rebus, ayam bumbu, mi goreng, urap, lalapan, kerupuk dan lain-lain.

Proses yang heboh menghasilkan tumpeng yang heboh, cantik. Asli. Membuat kami antusias. Walau Bu RT mengingatkan kita tidak akan terpengaruh menang atau kalah, semua ibu kayaknya sepakat dalam hati: Kita pasti menang. Hehehe...

Tumpeng yang semarak indah itu seperti kondisi Indonesia kita. Beraneka ragam rasa, warna, bentuk, semua bersatu dalam satu tampah, dan membentuk paduan yang indah bagus mengundang minat.

Saat malam hari diumumkan bahwa tumpeng blok C menang, rasanya kami sudah tidak heran lagi. Hehehe... Piala juara satu pun diboyong ke blok C dengan sukses. Tapi aku tetap setuju dengan nasehat Bu RT beberapa kali itu, bahwa yang penting dari semua proses itu adalah silahturahmi, untuk persatuan, untuk persaudaraan.

Tak sabar menunggu tahun depan untuk mengulang kegembiraan ini.

No comments:

Post a Comment