Dari awal aku sudah ngomong ke si pemandu, Josep bahwa aku mau snorkeling kalau ada pegangannya.
"Ada, bu. Nanti kita bisa snorkeling di sekitar dermaga. Ada tangga di situ."
Benar saja. Begitu kami sampai di Arborek sudah ada dua kapal kecil yang bersandar. Satu rombongan sedang snorkeling dan berenang di sekitar tangga, sedang satu rombongan lagi rupanya sudah selesai menikmati air, sehingga tampak mereka hanya istirahat dan tidur di perahu.
Satu rombongan yang sedang di air pun rupanya segera pergi, sehingga kami saja yang ada di sana. Para suci rombonganku itu rupanya tak terlalu berminat untuk masuk air. Sr. Natal sudah menyiapkan roti untuk ditebar ke ikan-ikan. Rm. Koko dan Rm. Heri sepertinya sudah puas menikmati Arborek dari atas dermaga. Iyalah, ikan besar kecil berseliweran dengan jelas di air jernih itu. Juga terumbu karang aneka warna bisa di lihat dari atas dermaga. Tapi aku tak kan puas kalau ke Raja Ampat tidak masuk air. Jadi aku pun turun dan sambil pegangan anak tangga yang paling bawah aku bisa meditasi eh snorkeling merasai air, arusnya, segala macam pemandangan bawah air.
Ikan bisa menyentuh hidungku, melintas persis di dekat mata, bahkan ada yang nggigitin kaki. Ya, ampun... rasanya tak terkata. Kayak bermain-main dengan ikan. Saat aku menghentikan sesi pertama, naik sebentar, si Rm. Bimo rupanya tergiur juga dan ternyata dia bawa alat snorkeling sendiri, jadi dia ikutan turun walau hanya sekejab mata. Hehehe...
Nah, memang indah banget. Larangan untuk memancing di sekitar pantai, tak boleh menginjak terumbu karang, tak boleh membuah sampah di situ, benar-benar menjaga alam Raja Ampat terjaga. Ikan besar pun bisa menyapa dekat sekali dengan wajah. Si Josep yang mengambil gambar bawah laut berusaha mengajakku ke tengah, dengan jaminan akan memegangku. Tapi aku tak berani. Pun sudah puas berpegangan tangga dermaga bermain bersama ikan-ikan.
No comments:
Post a Comment