Monday, January 01, 2018

Seberapa Pantas Kau Jadi Alasanku untuk Iri?

Aku ini sulit sekali menjadi iri pada orang lain. Karena itulah aku bisa gembira meluap-luap karena keberhasilan orang lain, siapa pun itu. Ini agak bertolak belakang dengan akyuh yang dulu. Hehehe. Penyebab utamanya adalah pengalaman-pengalamanku mengenali orang-orang, aku selalu menemukan celah di mana mereka tidak perlu menjadi alasan untuk iri. Aku tak ingin menjadi seperti orang-orang itu. Katakanlah misalnya si anu mendapatkan penghargaan hebat di suatu bidang. Uhuiii, aku gembira sekali mendengarnya, melihatnya, karena itu hal luar biasa yang sudah dicapainya. Tapi sungguh deh, aku sulit sekali iri lalu ingin seperti dia ketika aku tahu sedikit saja darinya yang tidak kuingini, misalnya ternyata dia baru cerai. Nah, untuk apa iri terhadap orang seperti itu? Aku ndak ingin seperti dia.

Keuntungan dari sifat ini adalah aku tidak punya ganjalan sedikit pun atas pencapaian atau kesuksesan siapa pun. Aku akan ikut bergembira bersamanya sejauh dilibatkan olehnya atau kalau tidak dilibatkan untuk merayakannya, tetap saja aku gembira, salut dan meletakkan apresiasi yang besar padanya.

Kerugiannya, aku terlalu 'luas' meletakkan konteks peristiwa. Aku tak bisa memotong peristiwa-peristiwa menjadi bagian yang kecil, fokus, sehingga mendorongku untuk 'iri' dan membuatku mempunyai semangat untuk menjadi 'seperti seseorang pada bagian yang itu'. Bukan bagian yang lain.

Dalam pergantian tahun ini pikiranku terganggu oleh hal itu. Apa mungkin aku terlalu sombong, merasa 'sempurna' dalam situasi seperti ini, sempurna pada situasi apa pun, bahkan aku tetap merasa sempurna saat orang lain menyatakan aku di bawah standar mereka? Atau aku memang terlalu tak peduli untuk meraih hal-hal yang dianggap prestasi?

Hmmm...kayaknya ndak juga. Aku ini malah seringkali minder kalau membandingkan diri dengan orang lain. Untungnya aku jarang membanding-bandingkan diri dengan orang lain sehingga aku jarang minder. Huhuhu. Apa aku tak peduli untuk meraih prestasi? Ndak juga. Aku punya jadwal hidup yang cukup jelas berdasarkan analisa SWOT pribadi setiap kali. Bahkan aku membuat target-target personal untuk kucapai.

Hmmm...karena saat ini masih hari pertama dalam tahun 2018, aku ingin mulai memanjakan pikiran-pikiran macam gini supaya aku bisa mengingatnya dengan lebih baik. Kupikir baik juga kalau aku mulai 'iri' pada orang-orang tertentu dan aku melakukan upaya-upaya yang lebih keras untuk menyamainya, ah tidak, mengalahkannya. Hohoho... selamat tahun baru 2018.

No comments:

Post a Comment