Saturday, January 27, 2018

Puisi Sabtu 12 : ANGIN TIMUR DI BULAN OKTOBER karya Amir Syarifuddin

ANGIN TIMUR DI BULAN OKTOBER


Ketika  rindu kembali kudatangi kau senja
Di ujung dermaga tempat cermin cinta ditambatkan
Dan batu karang yang setia kepada uji 
tak pernah mengeluh pada musim timur 
membawa ombak sekedar membuktikan cintanya 
atau sabda alam, biarlah.

Mata tabah nelayan menatap jaring yang robek dimakan kerasnya asin dan musim
Laut nakal iseng mengganggu perahu ngaso hingga ikan kecil tak berani pesta di bawahnya menikmati lumut-lumut hijau
Kemana camar pergi bersembunyi
Membangun kembali rumah atau mencari peruntungan di Pulau Perawan di tengah samudra

Pada suatu waktu mantra yang pernah  terucap di sini menjadi benih
Tak mungkin dicabut
Dia akan tumbuh menjadi pohon berbuah manis berkelopak warna-warni atau mejadi gulma di hati menjadi parasit kehidupan menjadi rahasia tuhan

Senja di ujung dermaga tempat cermin rindu kutambatkan

Kau kekasihku senja

Aku bukan nelayan tabah nan mampu berdamai dengan angin timur
Menyulam kembali jaring robek
Setia pada rewelnya perahu tua
Aku bukan batu karang yang setia pada uji
Aku mungkin camar yang tak berani kepakkan sayap
Sembunyi menunggu angin timur pergi
Bermimpi  berlibur di Pulau Perawan di tengah samudra

Kalianda,  26 Oktober 2017

------------

Amir Syarifuddin, atau biasa juga menyebut diri Amir Koboy. Lahir 8 Maret 1981 di Tanggamus. Sekarang bermukim di Kalianda, Lampung Selatan. Menggeluti puisi bersama Komunitas Malam Puisi Lampung Selatan dan belajar teater dalam Sanggar Teater Grilya Lampung Selatan. 

No comments:

Post a Comment