Cerita sebelumnya.
|
Keterangan tentang gunung Kelud. |
Ini bagian akhir liburan yang mengasyikkan. Di hari terakhir sebelum meluncur kembali ke Lampung, kami 'mendaki' Gunung Kelud, di Kabupaten Kediri. Gunung ini gunung yang masih aktif dan kuingat meletus terakhir pada tahun 1990 saat aku masih SMA. Aku ingat saat letusan terjadi aku ada di kelas, langsung lari ke menara Gereja yang ada di samping sekolah untuk melihat ke arah Gunung Kelud. Semburan warna oranye dan merah bisa kulihat dengan puas dari menara itu sampai disuruh turun oleh petugas Gereja dan diusir pulang.
Ini kedua kalinya ke gunung ini. Dua tahun lalu aku pernah juga ke sana berdua dengan den Hendro dan sangat beruntung karena cuaca yang sangat sempurna. Kali ini cuaca mendung, sedikit gerimis sehingga foto-foto kurang cerah. Tapi tetap bagus, tetap indah.
|
Jarak Kelud dengan gunung lain. |
Kenapa di paragraf awal kata mendaki itu aku beri tanda kutip? Karena ini berbeda dengan mendaki gunung-gunung lain. Pemda setempat sudah memfasilitasi para pengunjung dengan sangat rapi sehingga mereka menyediakan anak tangga (500 anak tangga!) untuk menuju atas puncak, dan 150 anak tangga untuk ke bawah ke anak Gunung Kelud yang masih bertumbuh.
|
Anak Gunung Kelud. |
Tangga-tangga ini bikin kaki gempor, tapi tak rugi karena pemandangannya luar biasa. Selain itu pasti merasa nyaman sekali melewati tangga-tangga ini karena sesekali kita bisa berhenti untuk mengamati perbukitan, kabut yang bergerak turun, dan jangan lupa untuk memicingkan mata melihat kanan kiri. Banyak edelweis tumbuh di lereng-lereng Kelud. Cantik buanget.
|
Masuk terowongan. |
Selain puncak dan anak Gunung Kelud, beberapa lokasi wajib dinikmati. Terowongan lahar yang gelap tapi romantis dingin, lokasi camping yang berdinding tebing, permandian air panas, flying fox yang menyuguhkan pemandangan indah, batu prasasti yang bisa untuk background foto, musim dan teater, warung-warung makan yang enak dan murah, serta jangan abaikan perjalanan menuju lokasi atau saat pulang. Kebun durian, nanas dan sebagainya ada di kanan dan kiri jalan berkelok.
|
Permandian air panas. |
Bahkan di perjalanan pulang kami dapat bonus. Sebotol madu asli dari penangkaran lebah. Itu salah satu oleh-oleh kami dari Kediri. Oleh-oleh lain? Hmmm... tulisan-tulisan ini sudah cukup untuk oleh-oleh kan? Atau kurang? Jika ada yang mau tanya lebih lengkap komplet jelas, silakan tanya. Aku siap menjawabnya. *** (Selesai)
No comments:
Post a Comment