Temans, mohon maaf atas situasi ini dan mohon maaf aku tidak bisa mengucapkan happy new year atau ucapan apapun yang sejenis untuk tahun baru ini. Aku tidak bisa memaksakan diri untuk mengucapkannya kepada siapapun. Bagi yang sudah mengucapkannya untukku, lewat SMS, email atau langsung, mohon maaf aku tidak bisa membalas kegembiraan yang sama untuk kalian.
Apakah situasi ini begitu buruknya? Tidak. Jangan pernah kuatir akan hal itu. Aku tahu ini hanya sementara, dan rasanya memang aku membutuhkannya. Gerimis tidak sama dengan embun kan? Gerimis bisa membasuh banyak hal, meluruhkannya, dan semua akan terlihat berbeda nanti. Hanya butuh kesabaran saja mengikuti waktu. Jadi, temans, tidak usah mengkuatirkan aku.
Kalian masih ingin tanya hasil evaluasiku di akhir tahun lalu? Ini bagian yang sulit, tapi aku bisa bercerita beberapa point. Pertama, omong kosong soal memurnikan motivasi. Justru aku terpuruk dalam hasrat egois yang parah. Kedua, untuk pertama kalinya aku merasakan penyesalan-penyesalan atas tindakanku yang kusengaja. Aku tak pernah berada dalam perasaan seperti ini. Ketiga, aku menandai diriku sendiri dalam labirin yang menyesatkan walau terus terang memang aku nikmati. (Ehm, apa sih yang tak dinikmati oleh seorang Yuli?) Keempat, ada buku Hilang Silsilah yang memuat cerpenku. Urusan ini selalu membuatku antusias dibanding apapun juga. (Thanks Dewan Kesenian Lampung). Dan kelima, aku punya harapan yang besar terlebih aku mendapatkan teman luar biasa di akhir tahun ini (walau juga sekaligus aku telah kehilangan banyak hal di akhir tahun.) Temanku adalah Divakaruni.
Tapak liman tanpa batang yang hanya untuk diinjak. |
Jadi aku menulis tentang misiku di tahun 2014 ini dalam bayangan gerimis (yang toh aku syukuri karena gerimis ini muncul karena cinta) yaitu : novel! Aku telah memulainya di hari yang dini ini. Dan lihat akhir tahun 2014 nanti, kalian, para kekasihku, akan memelukku kembali sebagai ucapan terimakasih karena kado yang kuberikan untuk kalian. Sebuah novel! Kali ini tak usah bertepuk tangan untukku. Lihat saja akhir tahun nanti. Dan selama hari-hari hingga akhir tahun nanti, aku tak peduli andai kau palingkan pandangan dariku. Lihat saja nanti.
Ditunggu mbak kadonya....heheheee
ReplyDeleteKetiaka sesuatu itu dimulai, ada saatnya juga akan menyelesaikannya.
Seperti halnya tumbuhnya kacang tanah.