Tuesday, January 07, 2014

Liburan Akhir Tahun 2013 (2) : Pura Mandara Giri Semeru Agung

(Cerita sebelumnya.)

Gerbang utama difoto dari dalam.
Pura ini terletak persis di depan Puri Dewi Rengganis. Jadi tinggal menyeberang jalan, sampailah di situ. Maka, jika kita menginap di Puri Dewi Rengganis, tempat ini bisa setiap saat dikunjungi. Dan, sungguh, pura ini sangat indah dan besar. Rasanya setiap ke Senduro aku pasti ke pura ini. Kadang datang untuk sembahyang, menyepi, tapi juga kadang khusus untuk berfoto-foto. Segala sudutnya tempat ini indah.

Mulai dari depan, kita akan disambut gerbang utama yang megah. Lalu di bagian depannya ada pendopo dimana kita masih bebas masuk. Ornamen-ornamen membuat kita serasa di Bali.

Konon, Pura Mandara Giri  adalah pura tertua di Indonesia. Bukan soal pendiriannya karena baru dibangun pada tahun 1988 dan pada 1992 pura ini dianggap resmi berdiri. Walau begitu, kegiatan keagamaan memang sudah dimulai jauh sebelumnya. Ritual nuur tirta (permohonan air suci) sudah pernah dilakukan sejak tahun 1963 di Patirtaan Watu Kelosot oleh para pemeluk Hindu dari Bali maupun dari warga setempat.

Air dari lambung gunung Semeru bukanlah air biasa dan sembarangan. Ada konsep kuat melatarinya, dan ini sangat terkait dengan sumber-sumber susastra-agama yang ada. Antara lain disuratkan, ketika tanah Jawa masih menggang-menggung, belum stabil, Batara Guru menitahkan para Dewa memenggal puncak Gunung Mahameru dari tanah Bharatawarsa (India) ke Jawa. Maka, puncak Gunung Mahameru dipenggal, diterbangkan ke tanah Jawa. Jatuh di sisi barat, tanah Jawa berguncang. Bagian timur berjungkat, sedangkan bagian barat justru tenggelam.
Serasa di Bali.


Potongan puncak Gunung Mahameru itu pun digotong lagi ke arah timur. Sepanjang perjalanan dari barat ke bagian timur tanah Jawa, bagian-bagian puncak Gunung Mahameru itu berjatuhan dan kemudian menjadi enam gunung kecil masing-masing Gunung Katong (Gunung Lawu, 3.265 m di atas permukaan laut), Gunung Wilis (2.169 m), Gunung Kampud (Gunung Kelud, 1.713 m), Gunung Kawi (2.631 m), Gunung Arjuna (3.339 m), Gunung Kemukus (3.156 m).

Adapun puncak Mahameru itu kemudian menjadi Gunung Sumeru (3.876 m). Inilah puncak tertinggi Pegunungan Tengger sekarang dan gunung tertinggi yang membentuk poros dengan Gunung Bromo atau Gunung Brahma. Sejak itu tanah Jawa menjadi stabil, tak lagi goyang.



Puncak Semeru dari Senduro.
Di hulu tertinggi inilah manusia-manusia yang percaya mengambil sumber energi dari Hyang Widhi Wasa, untuk dialirkan ke banyak tempat. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat menetapkan nama pura adalah Pura Mandara Giri Semeru Agung dengan status Pura Kahyangan Jagat, tempat memuja Hyang Widhi Wasa. Ke sanalah umat Hindu berdatangan. Tidak hanya pada hari raya dan ulang tahun pura (Juni - Juli merupakan waktu yang paling ramai dengan banyak ritual dan festival.), tapi juga pada hari-hari biasa. Bukan hanya dari Jawa dan Bali tapi dari berbagai tempat di Indonesia. *** (Bersambung)

No comments:

Post a Comment