Ergife Palace Hotel, Rome |
Di lobby hotel ada beberapa orang yang duduk. Pegawai yang seorang ganteng itu menyapaku nyaris tanpa senyum. Mungkin dia belum tidur semalaman. Dia menunjukkan ada bis ke bandara jam 5 kalau aku mau. Nah, itu yang apik. Ndak perlu naksi lagi. Hehehe... Beruntung lagi hotel menyediakan sarapan dalam kantong-kantong untuk dibawa: roti, crackers, jus jeruk, air mineral, wafer dan olesan butter plus selai. Sip.
Yang bikin senewen adalah ternyata si bis itu tak datang juga hingga pukul 05.00. Lalu tak datang juga hingga 06.00. Aku sudah sekali menanyakan itu ke staf yang capai itu dia hanya menjawab kalau dia sudah mencoba menelpon sopir bis tapi tak ada jawaban: "Silakan menunggu saja, Madam." Huhuhu... pesawatku jam 08.20, sayangkuuu.
Menu makan hotel. Tuh, bikin kangen nasi padang kan... |
Penampakan pasta. Suka sih, tapi ya gitu deh... |
Baru saja aku hendak mengambil keputusan untuk minta taksi pada pukul 06.05 saat bis itu datang terseok-seok masuk ke halaman hotel. Kami berebut masuk. Dan tersisa hanya beberapa kursi di bagian belakang. Rupanya bis itu masih akan menjemput orang-orang lain lagi ke hotel lain. Ya elah. Penuh sesak si bis itu ketika benar-benar melaju ke Fiumicino. Sebagian berdiri, sebagian duduk di bawah. Keluhan dari penumpang tak ada efeknya. Ya iyalah. Mau apa lagi. Bagiku juga yang penting segera sampe bandara.
Seenak-enaknya makanan di pesawat tetep saja tak enak. |
Doha - Soetta pun cukup longgar. Walau tidak bisa berbaring tapi bisa tidur pulas dan makan enak serta beberapa kali ke lavatory. Hidup yang enak itu ya itulah ukurannya: tidur, makan, tersalurkan kebutuhan biologis ke toilet. Hehehe...
Waktu yang cukup longgar di Soetta kunikmati dengan pergi ke Restoran Sate Senayan untuk seporsi sate ayam yang mahal itu dengan sepiring nasi dan segelas besar teh tawar anget. Begitu nikmat sampe ndak ngeh kalau di sampingku ada anak orang yang ngetop di tanah air. Sapa hayooo.... hehehe.... Nasi sate ayam ini perlu banget bagi perutku untuk menetralkan Italian Style selama 4 hari lalu yang penuh dengan pasta, roti, keju, dll yang... ya enak sih enak tapi tentu saja nasi lebih enak bagi perutku. Hehehe...
Masih nunggu beberapa saat sebelum Garuda membawaku kembali ke Lampung siang itu. Mas Hen sudah menanti di Bandara Raden Inten 2 siap mentraktirku nasi padang sepuasnya di Puti Minang. Kangennnnn banget sama nasi padang hoiiii....
enake
ReplyDeleteItulah rahmat. Enak.
ReplyDelete