(Sebelumnya.)
Hari kedua di Swiss, tuan rumahku yang baik sangat paham bahwa tamunya ini berasal dari negeri Katulistiwa nan hangat sepanjang tahun. Salju pasti luar biasa kalau dapat dijangkau. Maka, mereka mengajakku ke arah Alpen untuk menyentuh salju. Aihdah kidah. Mereka bilang tak pernah ke tempat ini, sebuah desa di kaki Alpen karena memang tempat turis. Mereka ini para pejalan namun bukan sebagai turis. Aku pun sebenarnya lebih cocok begitu. Aku tak suka jadi turis, aku lebih suka disebut sebagai pejalan.
But, bagiku ya tetap saja luar biasa. Perjalanan ke Grindelwald First yang tersohor ini, sangat-sangat istimewa. Naik cable car selama belasan menit, mendaki bukit salju, dan segala hal yang kutemui di sana, apa coba yang bisa kukatakan. Para sahabatku ini menyiapkan aku dengan baik. Meminjamiku baju hangat sebagai rangkapan di dalam jaketku, sepatu jalan yang tepat untuk salju, juga keperluan-keperluan lain yang mungkin kubutuhkan.
Dan, really, aku sangat menikmati tempat ini. Lihatlah.
Perjalanan ke arah sana saja sudah luar biasa bagiku. Kalian bisa lihat dari foto-fotoku itu. Yang tak bisa kuceritakan banyak adalah perbincanganku dengan para sahabat ini. Mereka, sahabat-sahabat yang dengan wajar menerimaku, memberikan pelajaran-pelajaran tidak langsung selama perjalanan asyik ini. Jika aku punya kesempatan berikutnya, aku pasti akan melanjutkan pelajaran-pelajaran itu. Sungguh. (Kisah selanjutnya.)
No comments:
Post a Comment