Pernah satu malam aku berkunjung ke rumah Denok di Cikoneng, kabupaten Bandung, nun jauh di sana. Apa kurasakan saat tiba di gerbang rumahnya?
"Ini bener-bener rumah kucing, deh." Kataku pelan.
"Iya, aku cuma numpang." Jawab Denok lebih lembut lagi. Hehehe, itu jelas kelihatan
Bayangpun, di halamannya yang rindang aku 3 kotak pasir dengan bau menguar yang khas kucing. Ada dua bantal yang pasti bekas tidur kucing dan karpet yang sedang dijemur dengan bau pesing kucing yang kuat. Indera penciumanku yang sangat sensitif sedikit shock, tapi aku melangkah masuk. Ada empat atau lima kucing menyambut kami. Di dalam rumah, bau makanan kucing yang mengering juga tercium. Juga bulu-bulu yang menempel di semua benda yang ada di rumah itu. Pokoke ini benar-benar rumah kucing.
Wuah, Denok, aduh, aku masuk rumahmu seperti mengambang, tak percaya. Lalu mencoba mencari-cari cara untuk meletakkan tubuh dengan hati-hati supaya tidak mengusik para kucing itu. Siapa coba kuingat namanya : Aa' Naga, Tante Jov, Mimi, Batik, Kuro, Momo, Kuro, Sayu, hmmm... tak tahu aku. Tak ingat nama-nama mereka yang bersepuluh itu, eh atau sembilan ya? Atau lebih? Hehehe... Lupa.
Denok mencarikan kasur lipat untukku, tapi aku belum duduk pun, seekor kucing sudah duluan tidur di situ. Dalam hati aku sudah meniatkan bahwa sehari itu aku hanya santai saja di rumah Denok, jadi aku menjelmakan diriku sebagai seekor kucing juga, yang tiduran dengan gerak santai, pelan, tanpa keinginan apa-apa.
"Kau santai aja, Nok. Aku hanya ingin tiduran saja di rumahmu ini. Ndak usah kemana-mana."
Dia tentu saja setuju, karena sepertinya niat kami sama, hanya bermalas-malasan saja di rumah. Hehehe...
Aku sempat pulas beberapa lama sebelum sore. Saat aku bangun, ealah, rupanya ada yang menemani. Satu dekat kakiku, dan satu lagi dekat bahuku, merasakan aku menggeliat, si manis yang dekat bahuku menoleh, matanya sayu memandangku seolah bertanya,"Kenapa bangun, dah, tidur lagi yukkk..." Iya deh. Aku pun tidur lagi, merasakan badan hangat yang menempel di badanku, dan seekor lagi, entah, sedang menjilati tanganku. Hmmm... maaf ya, walau aku mencintai binatang-binatang manis ini, aku tak bisa ramah memeluk mencium atau berbicara dengan para kucing. Tapi membiarkan mereka menggelendot di badanku sungguh aku tak masalah. Huah, pengalaman tinggal di rumah kucing ini jelas tak kan terlupakan...
No comments:
Post a Comment