Aku menuduhmu tidak akan pernah paham situasi ini. Tahun telah berganti dan kau masih memikirkan kulitku. Bagaimana kau melihat bagian dalam dari tubuhku ini? Marah dan sedihku sama sekali tidak masuk dalam perhitunganmu. Bahkan mungkin jika aku berangsur sakit dan gila, kau tidak akan pernah memahaminya.
Aku memilih untuk merenggut kemerdekaanmu. Kau paham atau tidak, aku akan tetap berjalan dalam merdekaku. Tentu saja aku berharap kau akan memperoleh pemahaman, karna jika tidak kau akan tertinggal jauh di belakangku.
Ini caraku bertahan. Aku menikmati kemerdekaanku, aku berjalan dalam panggilan yang sudah disuarakan padaku sebelum aku dilahirkan. Dirimu hanyalah alat bagi panggilan itu.
Tanpa harapan akan perubahanmu, hanya aku akan terus ingin maju.
Berkat dan doa aku tinggal untukmu.
No comments:
Post a Comment