|
VJ. Soeliham |
Tidak banyak orang yang bisa mengatakan,"Yuli itu
kodho!" (Kodho (bahasa Jawa)= ngawur, tidak mikir, gebleg, dsb) Salah satu orang yang bisa mengatakan itu berkali-kali, langsung maupun tidak langsung padaku adalah Bapak VJ. Soeliham! Beliau ini adalah bapaknya Den Hendro, alias bapak mertuaku.
Salah satu alasan mengapa aku pantas disebut
kodho menurut Pak Soeliham, misalnya saat aku mengirim sesuatu dengan perantaraan orang yang harusnya aku hormati. Nah, kesimpulannya aku tidak boleh menitip sesuatu kepada orang yang harusnya dihormati, kalau itu aku lakukan maka aku adalah Yuli si
kodho,
ngawur ndak mikir.
Aku pikir Pak Soeliham bukannya tidak menyukai ke-
kodho-anku. Menurut banyak orang, dan keyakinanku, aku sudah disayangi oleh beliau ini jauh sebelum aku menjadi menantunya. Hehehe, ini jenis pikiran kodho lain tentunya. Tapi aku punya bukti kuat soal ini. Misal dulu waktu aku masih di Malang, kalau Pak Soeliham sempat mampir ke kostan, pasti aku bakal dapat tambahan uang saku. "
Kanggo tambah naik angkot ya." Hehehe... Padahal waktu itu kan belum tentu aku jadi menantunya. Aku selalu diterima di rumah beliau entah saat masih di rumah dinas di Bagor maupun di rumah sendiri sekarang di Lumajang.
Ah, tentu saja aku sayang juga sama beliau. Aku telah menganggapnya sebagai bapak sendiri. Rasa sayang itu sekarang bercampur salut ketika mengetahui jalan hidupnya. Ssst, si bapak ini ternyata sangat pandai menulis. Kisah hidupnya telah dituang ke dalam tulisan puluhan halaman, dan akulah orang pertama yang boleh membacanya. Hebat tidak? Dan tulisannya, percayalah, bukan tulisan asal jadi. Itu tulisan berisi, bermutu, maka aku rela hati menyalinnya dalam ketikan.
Nah, aku sangat tidak keberatan jika dibilang,"Yuli itu
kodho!" Pertama-tama karena diucapkan oleh Pak Soeliham. Kedua, karena aku menganggapnya sebagai ungkapan sayang bahwa aku telah dianggap sebagai anaknya sendiri, bukan hanya anak menantu. Ketiga, baiklah aku mengakui saja bahwa aku ini memang
kodho.