Friday, November 11, 2011

Growing


Di hujan pertama di Lampung, aku menaburkan benih sawi di beberapa tempat di samping dan belakang rumah. Aku bariskan berlarik-larik. Albert dan Bernard hanya mengikuti di belakangku dengan heran. Tidak membantu, tidak bertanya. Mas Hendro hanya senyum-senyum. Dia pasti menyangka,"Ah, istriku akhirnya bertobat juga. Menyadari bahwa alam harus dilestarikan dengan tangan-tangannya. Bukan hanya dengan mulutnya yang hanya rajin berkomentar berteori. Serta menyantap menikmati saja." Hehehehe...aku hanya menduga-duga...
Hari ini benih-benih itu sudah menumbuhkan 2-4 lembar daun mini hijau segar. Batangnya yang ringkih sebagian ambruk, terkena hujan semalam, tapi aku yakin mereka hidup. Beberapa minggu lagi pasti mereka siap untuk diambil, menambah mi rebus yang kubuat malam-malam penghangat perut. Nanti sore pulang kerja aku akan mengisi lagi beberapa pot yang sudah disiapkan tanahnya. Aku kira kalau siang ini hujan lagi, pasti moodku juga akan berhamburan jatuh di badan. Hehehe...aku hanya menduga-duga...

2 comments:

  1. sawi cepet banget tumbuh kembangnya, jeng.. aku pernah nanam tapi ga dilanjutin. pertama karena cepat dan banyak pkembangbiakannya, ga kemakan. mau dijual juga kagok hehe.. kedua krn pada ambruk ditabrakin meong2. musti dipagerin emang kl punya binatang piaraan. selamat menghijaukan bumi :)

    ReplyDelete
  2. iya, dulu-dulunya misua tersayang yang selalu nanam, aku buka pagar rumahku lebar-lebar, jadi para tetangga juga bisa ikut ambil ngabisin.

    ReplyDelete