Monday, October 20, 2008

Manusia Bukanlah Sampah


[Mirifica]Demikian tema umum yang diangkat dalam Pertemuan Nasional Komisi Keadilan, Perdamaian dan Patoral Migran-Perantau KWI (Pernas KKPPMP - KWI) pada 15 - 18 Oktober 2008 yang lalu. Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh fakta rusaknya wajah Allah dalam keseluruhan ciptaan-Nya yang ditandai dengan maraknya praktek perusakan lingkungan, korupsi, perdagangan manusia dan demokrasi yang tidak dijalankan sepenuh hati. Pernas yang diselenggarakan di Via Renata, Cimacan-Puncak ini dihadiri oleh 58 orang peserta. Mereka adalah utusan dari komisi / lembaga / biro / sekretariat / panitia / bagian / unit / penghubung Pastoral Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau (PKPPMP) Keuskupan-keuskupan se-Indonesia, utusan beberapa tarekat, para pengamat proses, dan para pengurus inti dari KKPPMP-KWI. Mereka terdiri dari seorang Uskup, 27 pastor, 1 bruder, 11 suster, 2 frater dan 16 awam.

Pernas dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Michael Angkur, OFM. Mgr. Angkur dalam kotbahnya menekankan betapa pentingnya menjaga serta memelihara keluhuran martabat manusia (Kej. 1: 26-27; Kej. 2:7). Hal ini diungkapkan dengan mengambil contoh realitas perdagangan manusia di wilayah Keuskupan Bogor. Setelah Ekarisi, acara pembukaan Pernas dilanjutkan dengan dengan pemukulan gong dan pelepasan burung merpati bersama oleh Mgr. Mandagi, MSC, Mgr. Angkur, OFM, Sekretaris Komisi, Ketua Panitia dan perwakilan regio-regio sebagai simbol keadilan dan perdamaian.

Nara Sumber
Sebagai roh dari keseluruhan pertemuan ini, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC. sebagai ketua KKPPMP-KWI memberikan pendasaran teologis berdasarkan teks Kitab Suci, Ajaran Sosial Gereja serta pengalamannya sebagai uskup yang terlibat dalam perjuangan keadilan dan perdamaian dalam situasi konflik di Maluku. Dalam paparannya Mgr. Mandagi menegaskan betapa perjuangan keadilan dan perdamaian tidak melulu diperjuangkan di luar lembaga Gereja, namun harus diperjuangkan pula di dalam lembaga Gereja. Kita, demikian Mgr. Mandagi menegaskan, harus mendasarkan seluruh gerak hidup dan perjuangan pada nilai-nilai kebenaran serta dari gerak Roh Allah sendiri.

Selain Mgr. Mandagi, tema "Manusia Bukanlah Sampah" tersebut pun diperkaya masukan para narasumber dari berbagai sudut pandang yaitu : Rista Sihombing, S.Sos.MA. (Perdagangan Manusia), Teten Masduki (Korupsi), Dr. Maria Ratnaningsih, SE.MA. (Lingkungan Hidup) dan Drs. Arbi Sanit, MA. (Pemilu 2009).

Sedangkan seluruh proses didampingi oleh tiga pengamat proses yaitu: Rm. J. Adi Wardaya, SJ. (Koordinator GATK Indonesia), Rm. Dr. A. Sunarko, OFM (Dosen STF Drijarkara, Jakarta) dan Drs. Fransiskus Borgias, L.Th. (Dosen Unika Parahyangan, Bandung).

Keprihatinan & Reksa Pastoral Bersama
Selama pernas, peserta bergumul dan berdiskusi dengan empat keprihatinan yaitu: Perdagangan Manusia, Lingkungan Hidup, Korupsi, dan Demokrasi (Pemilu 2009). Para peserta menyadari kompleksitas atas pemasalahan-permasalahan tersebut sehingga -pada akhirnya- peserta sepakat untuk memberikan fokus pada gerakan bersama untuk KKPPMP- KWI yaitu PERDAGANGAN MANUSIA dan LINGKUNGAN HIDUP. Dua bidang ini, menurut peserta, perlu mendapatkan perhatian serius dari Gereja, lembaga pemerintah dan non pemerintah, serta semua pihak.

Untuk itu, dirumuskanlah reksa pastoral sebagai sebuah strategi bersama yang akan diperjuangkan oleh komisi / lembaga / biro / sekretariat / panitia / bagian / unit / penghubung Pastoral Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau (PKPPMP) Keuskupan-keuskupan se-Indonesia dan tarekat-tarekat yang turut hadir dalam pernas tersebut. Reksa pastoral bersama tersebut adalah PEMULIHAN, PEMELIHARAN DAN HAK HIDUP ATAS: 1) MARTABAT MANUSIA YANG DIPERDAGANGKAN, DAN 2) LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF KEADILAN MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOMUNITAS BASIS DAN ADVOKASI DALAM KERJASAMA DENGAN BERBAGAI PIHAK.

Rekomendasi
Di akhir pernas, para peserta membuat sebuah rekomendasi yang ditujukan kepada KWI, para uskup se Indonesia, para ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian serta Komisi Migran dan Perantau seluruh Indonesia, para pimpinan tarekat seluruh Indonesia, pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memberikan perhatian terhadap seriusnya persoalan hak hidup atas martabat manusia sebagai korban perdagangan manusia dan pemulihan serta pemeliharaan hak hidup atas lingkungan.[Dany Sanusi OSC]


No comments:

Post a Comment