Siang, sebelum makan siang yang belum direncana, bibirku direnggut oleh malaikat. Awalnya adalah sentuhan lembut di ujung bibir. Lalu tiba-tiba ciuman itu sudah memagut erat seluruh jiwa. Demam membeku aku tak berkutik.
Siang, sebelum makan siang yang belum direncana, malaikat itu mampir mengibarkan seluruh pesonanya. Aku tak berdaya kecuali menelan ciuman itu, menekannya dengan lidahku, supaya masuk ke dalam perutku.
Kini aku terkapar dipeluk igauanku sendiri. Dengan sisa-sisa hangat. Bekas ciuman malaikat, yang aku tunggu lagi datangnya. Entah kapan.
No comments:
Post a Comment