Wednesday, February 19, 2020

Libur Pergantian Tahun 2019 (5): Candi Penataran yang Romantis





Tanggal 25 Desember 2019 adalah Natal yang hingar bingar di rumah Sembak. Pertama, tentu saja karena banyak tamu yang datang dari sekitar rumah dari segala umur seperti biasa. Kedua, aku punya kesempatan untuk sowan para sepuh dan menikmati jajanan-jajanan. Hehehe. Dan ketiga, ini yang penuh syukur bisa kami lewati adalah Sembak dan sekitarnya keterjang angin puting beliung. Kehebohan puting beliung di sore hari ini memang menghentikan aliran tamu karena semua orang fokus pada pembenahan rumah. Kebanyakan yang rusak adalah genteng rumah. Rumah ibu hanya 2 buah genteng yang jatuh, tidak parah. Tapi air sempat masuk ke rumah juga jadi sore itu para cowok khususnya Albert, Bernard dan bapake kerja bakti mengepel ruang tamu, teras dan dapur. Tiga bagian itu yang basah kuyup plus kotor banget karena puting beliung.

Nah, tanggal 26 Desember rumah pun masih sepi. Kukira semua orang fokus pada rumahnya masing-masing sehingga tidak banyak yang bertandang untuk Natalan. Aku dan mas Hen membuat rencana kilat setelah segala kemungkinan untuk mengumpulkan keluarga Soeliham tidak mendapatkan titik temu. Jadilah kami membuat rencana perjalanan singkat ke Lumajang, pinjam mobil bapak, diawali dengan kunjungan singkat ke Mbah Mun di Pare. Jadilah kami berangkat beriringan dengan Bulik Sri sekeluarga yang akan balik Malang.

Usai dari Mbah Mun, mendapatkan sekotak telur asin dan telur ayam kampung yang masih hangat (hehehe, mantap pokoknya), kami berpisah rombongan dengan Bulik Sri, lanjut ke Lumajang lewat Blitar. Nah, perjalanan ke Blitar ini rupanya sangat asyik. Banyak banget yang ternikmati, salah satunya adalah Candi Penataran. Wowowwww....

Menjelang sore kami sampai di Penataran, agak kebablas dikit, tapi sampai juga di pelataran candi. Gerimis, dan sudah redup sore, membuat kami menikmati ngebolang romantis hingga di puncak candi. Fokusnya hanya foto-foto, dan buanyak foto kami buat. Ini kupasang sedikit saja deh. Pokoknya asyik.

Tak ada tiket masuk candi. Petugas hanya meminta kami mengisi buku tamu dan dana perawatan seiklasnya. Padahal ini kekayaan budaya lho. Bagaimana mereka bisa merawat kelanggengan candi ya? Maka aku sangat iklas memberikan dana itu.

Tentang Candi Penataran lihat Wikipedia saja ya. Pokoknya kalau ada di sekitaran Kediri - Blitar, tengoklah warisan leluhur untuk masa depan ini. Ini tempat yang indah.

No comments:

Post a Comment