Wednesday, February 19, 2020

Libur Pergantian Tahun 2019 (4): Bukit Dhoho Indah alias BDI

Kebetulan sekali tanggal 23 Desember itu Atik dan keluarganya datang dari Sidoarjo, jadi kami manfaatkan kesempatan menyenangkan itu untuk berkunjung ke BDI atau kepanjang dari Bukit Dhoho Indah. Tempat wisata ini terletak di Tiron, kecamatan Banyakan, kabupaten Kediri. Lokasinya sangat dekat dengan rumah. Beberapa tahun lalu aku pernah juga datang ke sini saat wahana-wahananya belum terlalu banyak dan memang belum selesai pembangunannya.

Saat ini pun tempat ini belum selesai. Masih tampak kalau BDI sedang dikembangkan menjadi pusat wisata yang besar. Waktu itu satu lokasi berisi wahana seperti taman hammock, motor ATV, permainan-permainan untuk anak-anak, juga ada wisata kuliner di dalamnya. Kali ini kami mengunjungi kebun agrowisata yang sedang dikembangkan dengan beberapa tanaman buah. Saat kami datang ada jambu biji dan alpokat yang bisa dipanen. Kami bisa ambil sepuasnya di kebun, lalu ditimbang dibeli untuk dibawa pulang. Namun selain jambu dan alpokat ada buah lain yang juga dijual di penimbangan walau kami tidak petik sendiri yaitu buah naga dan durian. Jadilah kami santap juga buah-buahan itu di pondok depan.

Hmmm.... mungkin suatu ketika nanti ini bakal jadi tempat wisata yang ok. Tapi untuk saat ini ya masih terasa panas n kurang nyaman. Tiket masuk 5000 per orang plus untuk parkir mobil rasanya terlalu mahal, apalagi kami memang tidak berniat mengunjungi wahana-wahana lain. Mungkin nanti kalau sudah jadi, benar-benar jadi bisalah dicoba lagi untuk datang ke mari.

Yang paling menggangguku sebenarnya bukan perkara mahal atau tidak nyamannya tempat ini. Tapi aku datang dengan agak sedih. Lahan berhektar-hektar ini dulunya adalah milik penduduk setempat. Dulu ketika aku masih kanak-kanak beberapa kali bersepeda ke arah sini karena teman-teman SMP ku banyak yang berasal dari Tiron. Namun sekrang tanah ini bukan lagi milik rakyat kebanyakan. Mereka sudah menjualnya pada pemilik modal BDI, yaitu anak perusahaan Gudang Garam. Lahan beratus-ratus hektar entah berapa tepatnya ini akan nyambung juga dengan bandara yang akan dibangun di situ. Gudang Garam sudah berhasil mengambil tanah subur sekian hektar itu dari rakyat Kediri. Ckckck... Kesedihanku ini berbalut dengan berbagai kisah yang kudengar seputaran peralihan kepemilikan ini. Kisah lucu, gembira, sedih, tragis, semuanya ada. Bagiku sendiri: sedihlah yang dominan. Aku pribadi lebih suka lahan itu dimiliki oleh ratusan rakyat daripada dimiliki oleh segelintir orang.

Mestinya ada beberapa foto yang kami buat saat berkunjung di BDI, tapi nanti saja deh.

No comments:

Post a Comment