Aku tengah diliputi kegembiraan penerbitan bukuku yang akan launching tanggal 22 Mei 2014 bersama teman-teman Komunitas Berkat Yakin (KoBer) yang pas merayakan 12 tahun dinamikanya sebagai komunitas seni dan sastra. Beritanya silakan klik Teras Lampung atau Lampung Today. Untuk keterangan buku bisa lihat di postinganku sebelumnya seperti di sini atau di sini atau di sini dan mungkin di facebookku Yuli Nugrahani.
Di tengah kegembiraan itu, sebuah panitia untuk 8 tahun Lumpur Lapindo mengontakku mengatakan kalau salah satu puisiku masuk dalam antologi yang mereka buat berjudul Gemuruh Ingatan, berisi puluhan puisi menolak lupa ketidakadilan yang terjadi selama 8 tahun pada korban-korban lumpur Lapindo di Sidoarjo. Mereka akan mengajak para penulis yang terdiri dari berbagai kalangan untuk membaca puisi-puisi dalam buku itu dalam aksi tanggal 28 Mei mendatang di sekitar tanggul lumpur.
Ini bakal menjadi peristiwa penuh tekad selain juga penuh air mata. Adakah hati yang terketuk? Aburizal Bakrie harusnya menaruh hati dan otak lebih banyak pada mereka daripada sibuk mencalonkan diri jadi presiden yang tak bakal jadi. Harusnya para korban di genangan belum berhenti mendapatkan perhatian, tidak dilupakan. Mereka sudah kehilangan rumah, pekerjaan, bahkan sejarah. Bahkan kuburan leluhurnya pun tak tampak lagi. Bahkan setiap hari kerugian masih terus bertambah. Bahkan...
No comments:
Post a Comment