Penulis : Yuli Nugrahani
Desain sampul : Devin Nodestyo
Tata letak : M. Reza
Cetakan pertama : Mei 2014
Penerbit : Indepth Publishing
Isi : 62 hlm + xii
Ukuran : 14 X 21 cm
ISBN : 978-602-1534-31-1
Puisi-puisi Yuli Nugrahani, sama seperti prosa-prosanya,
sama-sama beranjak dari persoalan yang hadir dan akrab dalam pergaulan
hidupnya. Yang membedakan adalah intensitas tingkat penghayatan terhadap objek
tersebut. Jika pada prosa-prosanya ia secara sadar seakan mengambil jarak
terhadap apa yang biasa kita sebut sebagai objek, pada puisi-puisinya ini ia justru meleburkan
diri habis-habisan terhadap objek tersebut.
Yuli menjadikan yang universal menjadi sangat personal
dalam puisi-puisinya. Dunia fiksi yang dalam hal ini diwakili tokoh-tokoh
tertentu, baik yang berasal dari dunia pewayangan maupun dari khasanah tradisi
Katolik berubah menjadi begitu ”faktual”—setidaknya bagi dirinya sendiri.
Tokoh-tokoh tersebut seakan ditarik, diajak berbincang, dan direnggut dari mitos-mitos
dan kesakralan yang melingkupinya. Seperti secara seketika mereka, para sosok
tersebut menjadi teman berbagi, cermin, sekaligus wakil dari perasaan dan
pemikiran si penyair.
Ada proses yang lebih dalam dari sekadar apresiasi
terhadap tokoh dan mitos-mitos tertentu di sini. Ia telah berubah menjadi
identifikasi. Tokoh dan mitos bermetamorfosa menjadi semacam individu yang
biasa belaka; yang juga bisa merasa bimbang, kesepian, merasa sia-sia, kangen,
dan penuh cita-cita. Namun, pada saat yang sama, kita tetap bisa melihat mereka
sebagai sebentuk idealisasi—yang khusus pada puisi-puisi Yuli—yang ideal
tersebut tak hendak berhenti di langit, mereka juga turun dan berkeringat di
tanah. Mereka menjadi Yang Riil.
Lebih lanjut, tokoh-tokoh dan mitos dalam sajak-sajaknya pada
konteks tertentu kembali ke sifat intrinsiknya yang asli, sebagai manusia
belaka, seperti saya dan para pembaca semua. Tentu di sinilah kita mendapat
manfaat dari membaca buku ini. Tokoh dan mitos tersebut tidak lagi menjadi
sekadar tekstual, tapi telah berubah menjadi kontekstual. Mereka berubah
menjadi Yuli Nugrahani, namun pada saat yang sama, mereka juga adalah diri
setiap pembaca.
Transposisi yang terjadi pada objek puisi kemudian
bergerak tidak hanya pada tokoh-tokoh atau mitos-mitos tertentu. Dalam
puisi-puisi yang termaktub dalam buku ini kita juga akan menemukan yang
biologis seperti yang terdapat pada dunia tetumbuhan dan hewan diubah menjadi
yang eksistensial. Tanaman atau hewan tertentu seperti digemparkan medan
pemaknaannya. Tanaman tertentu kemudian menjadi media bagi aku lirik untuk
menyuarakan biografi perasaannya atau sebaliknya—ia meminjam hati dan kognisi
penyair dan bersuara melaluinya..
Yang “biasa” kemudian menjadi “luar biasa” di dalam
proses transposisi objek dalam sebagian puisi dalam buku ini. Yang jauh menjadi
terasa begitu dekat. Pada beberapa puisi - Yuli berhasil mengubah
perasaan-perasaan domestiknya menjadi perasaan-perasaan publik, menyisipkan yang sakral terhadap
peristiwa-peristiwa yang banal. *** (Dicuplik dari Catatan Pembuka Kumpulan Puisi Pembatas Buku, Ari Pahala Hutabarat, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung)
No comments:
Post a Comment