Kesempatan datang sebagai 'nglulu', diberi tak tanggung-tanggung. Dua acara dilakukan di Purwokerto dalam waktu yang hampir beruntun. Hanya terselip dua hari di tengah-tengahnya, 6 - 8 Mei untuk rapat KKPPMP-KWI, lalu 10 - 11 Mei untuk FPBN wilayah Barat. Haa, ini tak bisa dilewatkan walaupun harus cari trik and tips bagaimana meninggalkan rumah selama 1 minggu tanpa mengabaikan semua kewajiban.
Nah, kemudian terbukti, Purwokerto adalah kota yang asyik. Lihat saja yang bisa kukunjungi di sela-sela dua acara serius itu. Pertama, terminal atas Baturraden. Daerah di kaki gunung Slamet ini begitu indah. Pada satu malam sempat nongkrong di terminal atas itu. Warung-warung susu jahe, mendoan, jagung bakar, sate kelinci dan makanan minuman penghangat badan siap disaji dengan harga murah meriah. Di waktu siang terminal ini menjadi tujuan paling akhir angkutan dari Purwokerto menuju Baturraden.
Kedua, Telaga Sunyi. Tempat ini langsung mengingatkanku pada lagu Koes Plus dengan judul yang sama. Air terjun, air yang bening, pemandangan indah, dan... betul, memang sunyi. Ini betul-betul telaga sunyi terlebih jika dikunjungi pada hari biasa sebelum 8 pagi.
Telaga Sunyi |
Keempat, agak ke pinggir, bisa berkunjung ke Cilacap. Benteng Pendem siap dijelajah. Bisa diakhiri dengan kuliner laut sepanjang pesisir Cilacap dan membeli ikan asin dari segala jenis. Ohya, untuk sampai di Cilacap bisa menikmati Sungai Serayu yang kukuh, coklat dan selalu melimpah airnya.
Kelima, bagi yang Katolik atau mungkin juga selain Katolik kalau minat ada Gua Maria Kaliori. Ini tempat sejuk dengan Maria manis di dalamnya. Ada 7 pancuran juga yang mengalirkan rahmat lewat kaki-kaki Maria segala rupa.
Keenam, perjalanan di Purwokerto bisa ditutup dengan membeli oleh-oleh khas Purwokerto. Getuk goreng, kacang ngumpet, mendoan, dan batik.
No comments:
Post a Comment