Tuesday, October 15, 2019

Perjalanan Belitung Asam Manis Pahit (2): Pantai donggg....

Yang menyenangkan, kesempatan ke Belitung ini masih bisa merencanakan pergi ke pantai. Iyalah ya. Belitung itu dikenal memiliki pantai-pantai indah, rugi banget kalau tidak bisa pergi ke pantai. Namun ya tetap menyedihkan karena kesempatan dimana hari bisa pergi ke pantai itu bertepatan dengan hari ritual selamat laut dimana tak boleh ada pelayaran yang melintas air laut. Padahal rencana awal mestinya pergi ke Pulau Lengkuas, tempat wisata rekomended di Belitung.

Nah, udah kecewa tohhh. Ini pahit asemnya perjalanan ini. Udah di Belitung tapi tak mampu pergi ke tempat-tempat paling bagus di sana. Mau ngoceh pun ndak ngefek wong aku juga tak mungkin nambah hari untuk perjalanan ini demi hal-hal indah macam gitu. Jadi ya sudah pasrah, mengais-ngais kesempatan yang ada saja. Toh ada manisnya juga, kami bisa pergi ke Pantai Tanjung Tinggi. Minimalnya tetap bisa meraup keindahan pantai Belitung sangat luar biasa.






Perjalanan ke sana dilakukan pada hari Kamis, 10 Oktober 2019 seusai makan siang. Di tengah jalan sempat hopeless gara-gara mendung pekat yang kemudian menjadi hujan yang lama kelamaan semakin deras. Apa asyiknya jal ke pantai saat hujan gelap gulita begitu? Huuuu....

Asyiknya, begitu sampai pantai, hujan sudah surut, dan pelan-pelan langit terang benderang sehingga bisa foto-fotoan dengan asyik. Dan itulah yang dilakukan kami serombongan selama beberapa saat. Sampai puas. Dengan latar batu, air, langit dan seterusnya. Usai itu, ya harus nyebur dong. Masak sudah sejauh ini tidak nyebur laut.

Itulah yang paling asyik. Langsung lepas sarung dan masuk air. Walau aku ndak bisa berenang, tapi aku selalu suka berada di air laut apalagi di pantai yang begitu indah, bersih, dengan ombak yang begitu tenang dan pasir-pasirnya yang lembut. Aku selalu membandingkan hal-hal indah seperti ini sebagai meditasi.

Caraku menikmati pantai adalah dengan berendam di air, dengan posisi seperti berenang. Tangan harus bisa memegang sesuatu, entah batu atau pasir. Badan mengambang dengan hidung di atas permukaan air. Kalau memakai alat snorkling pasti bisa lebih nikmat karena aku bisa memasukkan kepala ke dalam air. Tapi karena tidak ada kacamata dan alat pernafasan ya posisi seperti itu tapi tetep berusaha hidung di atas permukaan air. Ini posisi yang nikmatttt... banget. Dalam tenang seperti itu aku bisa merasai ombak, udara, panasnya matahari juga suara-suara alam yang bercampur suara manusia sesekali. Dalam seluruh keindahan seperti aku tahan berada di situ sampai berjam-jam.

Tuhannnn, terimakasih.

No comments:

Post a Comment