Thursday, October 31, 2019

Patah Hati Karena Jokowi

Beberapa hari ini aku sungguh patah hati. Parah. Huh. Bayangkanlah kalau dirimu sendiri yang mengalami patah hati. Rasa dada 'keronto-ronto' nelangsa, hingga sesak nafas. Mau nangis malu dengan kemarau yang kerontang ini jadi sebisa mungkin ditahan ditelan sendiri. Sekali gerimis sedikit segera cari kesempatan untuk membaurinya supaya bisa mengeluarkan air mata tanpa malu. Huh.

Tapi yang dominan memang bukannya pengin nangis sih. Patah hati kali ini karena sungguh merasa dikianati, kecewa, marah. Iya, sedih juga tapi tidak cukup untuk membuat ingin nangis. Kecewa dan marah sampai tak tahu mesti ngomong apa. Kukira waktu itu aku akan cepet move on tapi rupanya sampai hari ini rasanya kok masih kecewa bangettt...

Ini curhatku, ok? Setelah ini aku akan berjuang untuk move on sehingga tak ada sakit hati yang tersisa. Selamat berjuang, pak! (Eh, selamat berjuang, Yul!)

1. Prabowo. Kok orang ini yang jadi menteri? Ini bagaimana toh? Apa coba keunggulan dari orang ini? Sebutkan! Aku tak melihat kompetensi apa pun yang bisa dipertimbangkan darinya sebagai menteri pertahanan. Kenapa? Kenapa? Apakah diangkatnya dia sebagai menteri akan memberi andil bagi persatuan kesatuan dan perdamaian negeri ini? Mungkinnn. Tapi bagiku tetep tak masuk akal. Apalagi saat Jokowi memperkenalkannya sebagai bagian dari kabinet, hoiii, kok bahasa presiden kayak gitu tuh piyee toooo.... Huh aku jengkel banget. (Sendakep neng pojokan sik.)

2. Orang-orang yang mampu bekerja keras dalam 5 tahun terakhir malah disingkirkan dari posisi yang bisa memberi pengaruh pada kemajuan Indonesia. Bu Susi.Pak Jonan. Huh. Lha mereka jelas bisa membuat perubahan signifikan lewat kementerian, dan PR untuk kementerian2 itu masih sangat-sangat banyak. Kok distop, diganti orang baru yang entah. Huh. (Ndodok karo nyaprut)

3. Terus, mau apa sekarang? Ya aku sih tetep melanjutkan hidupku dengan pekerjaan ini itu yang seperti biasa-biasanya juga. Tapi, tolong ya, sikap dan pilihan Jokowi ini akan punya konsekwensi di masa depan. Karena alasan pemilihan kabinet baunya sangat politis pasti nanti akibatnya juga muncul secara politis. Dunia pertipuan yang semakin kuat. Pak Jokowi, selesaikan PRmu: korupsi, kerusakan lingkungan, kekerasan. (Kusebut 3 hal ini sebagai yang utama.) Aku kerjakan bagianku sebagai masyarakat warga, kau selesaikan bagianmu sebagai presiden yang sudah terima amanah rakyat. Jangan sebagai kuli partai atau pemain dunian politik pertipuan.(Malangkerik ro mendelik.)

Wisss... gitu curhatku kali ini. Saiki wayahe ngopi. Mumpung ada stop kopi arabika bisa kutambah dikit porsiku. Srutttt.....

No comments:

Post a Comment