Pemantik diskusi kali ini adalah Meda Fatmayanti, SH dari Lembaga Advokasi Damar dan Yurni, M.Psi dari RSUD Abdul Muluk. Meda mengingatkan bahwa kekerasan di Lampung masih banyak terjadi di Lampung. Saat ini tercatat Bandarlampung yang angkanya paling tinggi, itu karena akses informasi yang mudah dibandingkan dengan kota atau kabupaten lain.
"Korban kekerasan yang datang pada kita harus didengarkan, diterima dengan hati yang terbuka. Dan mesti diberi kepercayaan bahwa cerita mereka aman." Ujar Meda.

Kedua narasumber menekankan perlunya bekerja dalam jejaring supaya bisa membantu korban dengan tepat.
Para peserta yang hadir menanggapi tema ini dengan antusias, ingin mempertajam dan mendetailkan sampai hal-hal yang teknis dan praktis sesuai pengalaman masing-masing.
Pada bagian akhir aku sebagai penanggung jawab KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang mengingatkan peserta bahwa kegiatan diskusi sebagai wadah belajar dan jejaring ini akan berlanjut untuk mendalami isu-isu gender. Aku mengajak siapapun untuk terlibat dan memberikan kontribusi sesuai dengan yang dimiliki, entah menjadi tuan rumah, moderator, notulis atau hal-hal lain yang dibutuhkan dalam diskusi.
Aku menggunakan kesempatan di akhir acara ini untuk membagikan buku Daun-daun Hitam. Iyalahhh... buku yang pernah hits ini (huhuhu) harus terus diangkat donggg... kumpulan cerpen yang keren nihhh... (hehehe).
No comments:
Post a Comment