Sunday, April 07, 2019

Jawaban Yuli Nugrahani (6): Apakah kau memasak babi di rumahmu?

Ini pertanyaan yang tak kusukai, karena apa urusanmu tahu apa yang kumasak atau tidak di rumahku? Tapi karena pertanyaan ini seringkali muncul dalam benak orang tanpa diungkapkan padaku (Terus dari mana aku tahu? Hehehe.) maka aku akan menjawabnya. Aku hanya satu kali pernah memasak babi, babi hutan, sekitar tahun 2001, tahun pertama aku ada di Lampung. Babi hutan pemberian itu aku goreng kering dan aku sajikan ke Mas Hen tanpa bilang kalau itu babi.

Alhasil, Mas Hendro sangat-sangat-sangat marah saat tahu, langsung muntah-muntah. Dan sejak itu aku tak pernah lagi masak babi di rumah. Mas Hendro tidak doyan blas blas blas. Boro-boro babi, daging kambing pun haram bagi Mas Hen. Daging merah yang dimaui hanya sapi yang dimasak rendang atau rawon. Selain itu, tak ada daging merah untuk Mas Hen. (Yang bisa dilahap oleh Mas Hen itu ayam, ikan jenis tertentu, tahu tempe dan telor. Nah.)

Aku sendiri suka segala hal asal itu disebut sebagai makanan. Jadi aku harus ngaku kalau aku makan apa pun daging termasuk babi. Tentu saja karena Mas Hendro tak mau babi ya aku tak memakannya di rumah kecuali kalau dikirimi atau dihadiahi orang. Aku tak pernah beli sendiri makanan macam gitu. Dan sekarang ini aku sangat mengurangi jenis daging merah apa pun asal binatangnya.

Karena itulah, aku sangat sangat tak suka kalau ada yang enggan makan di rumahku dan kemudian bergosip bahwa aku menyajikan makanan haram untuk tamu-tamuku. Halah. Wong bojoku sendiri aja tak mau makanan kayak gitu kok boro-boro aku menyajikan untuk orang lain. Setiap ada yang kelihatan ragu makan sesuatu di rumahku aku biasa ngomong terus terang soal ini dan menunjukkan isi kulkasku.

Eh setahun ini tak ada kulkas ding di rumahku. Kami sekeluarga tak lagi menggunakan kulkas, jadi makanan yang tersaji pasti bukan masakan yang sudah dibekukan atau disimpan di kulkas.

Jadi, aku bisa memastikan pada kalian, kalau aku tak pernah memasak babi atau makanan haram lainnya di rumahku karena suamiku mengharamkan makanan-makanan lebih banyak dari aturan agama manapun. Atau, kalau memang kalian mau makan di rumahku, bawalah makanan sendiri, yukkk kita makan bareng-bareng. Aku tak pernah menolak makan apapun apalagi pemberian yang diselimuti cinta kasih. Hehehe...


No comments:

Post a Comment