Dari beberapa buku yang kubaca akhir-akhir ini aku punya beberapa pemikiran yang ingin kucatat supaya aku tidak lupa, minimal point-point yang kudapat:
1. Yang aku percaya adalah A God in Action. Atau istilah yang lain Allah yang Manusiawi, Allah yang hadir lewat banyak manusia. Aku mendapatkan banyak tak terhingga pertolongan Allah yang dikerjakanNya lewat manusia-manusia lain, entah yang ada di sekitarku atau bahkan yang tak kukenal sekalipun.
2. Kalau aku bisa menjumpai Allah dalam manusia tentulah aku juga harus menghadirkan Allah bagi orang lain. Saat mereka bertemu denganku, mereka harus juga merasakan bahwa mereka bertemu Allah. Bagaimana aku bisa melakukannya? Ini yang menjadi pertanyaanku terus-terusan, sampai sekarang. Sebuah alat sederhana biasa aku pakai, yaitu analisis SWOT pribadi, untuk mengetahui posisiku pada suatu waktu pada suatu tempat. Dari sana aku bisa menemukan alternatif strategi (wuih) apa yang akan kukerjakan atau kulakukan untuk suatu waktu. Alat yang lain adalah rasa pangrasa. Iyalah, aku ini kan orang yang sangat moody, orang yang ngikuti mood. Lebih dalam lagi ini sebenarnya adalah passion. Aku akan selalu berkobar-kobar kalau diundang untuk kegiatan literasi, atau yang ada urusannya dengan seni. Itu misalnya.
3. Bagus itu belum cukup bagus. Dasarnya, aku ini orang yang minimalis. Ya wis lah, segini pun cukup. Ini mungkin karena sifatku yang pemalas, lumuh. Tapi dasarku yang seperti itu tidak hanya berhenti di situ. Seturut perjalanan hidupku ternyata itu tidak cukup. Selain sifat dasarku yang minimalis dan pemalas, ternyata aku butuh untuk melakukan lebih, lebih dan lebih. Tidak cukup hanya menjadi bagus, tapi harus jadi terbagus, tak biasa atau luar biasa. Ketika satu hal sudah tercapai, yang berikutnya akan menyusul, lagi dan lagi.
4. Slogan itu diperlukan, tapi tak cukup jika hanya slogan. Tahun ini aku membuat slogan untuk merumuskan misiku tahun ini: Waktunya untuk kesaksian. Setiap kali aku akan kembali pada slogan ini supaya aku ingat bahwa aku punya gairah untuk satu misi itu pada awal tahun dan aku ingin menyadari setiap moment, perjumpaan atau apa pun untuk kepentingan itu. Sekali lagi, ini hanya sebagian contohnya.
5. Proses itu seperti biji yang jatuh ke tanah, disiram, merekah, tumbuh menjadi pohon yang rindang dan membuahkan ribuan bahkan jutaan biji yang siap untuk jatuh ke berbagai tempat di seluruh dunia. Itu proses yang biasa sekaligus luar biasa. Bisa ditemui di mana-mana tapi sekaligus sangat bermakna, kalau disadari. Kalau tak disadari ya akan lewat begitu saja, dianggap biasa saja.
No comments:
Post a Comment