Ini sangat direkomendasikan jika datang ke Pontianak. Aku bukan hanya dapat rekomendasi tapi juga traktiran dari Julia Asviana, teman penulis dari kota ini.
"Mbak Yuli mau makan bubur pedas?" Julia menawari usai kami berkenalan secara fisik di lobi Hotel Green Leaf Inn Pontianak tempatku menginap (18 Pebruari 2016)
Aku sedang tidak terlalu oke jika makan makanan yang pedas. Jadi aku tanya sepedas apakah bubur itu.
"Tidak. Sama sekali tidak pedas. Itu adalah bubur nasi yang dicampur segala sayuran." Bayanganku meloncat ke bubur manado. Tapi ternyata bubur yang satu ini sama sekali berbeda dibanding bubur manado.
Jelas rasanya berbeda. Ada satu bumbu yang khas banget yang tak terdeteksi pengetahuanku, tapi aku mengingat pernah makan jenis rasa ini saat aku pergi ke Kalimantan beberapa tahun lalu. Lalu penampilan buburnya juga berbeda. Sayuran yang halus dengan nasi yang lembut yang sudah dihaluskan sehingga tak kelihatan bentuk nasi, disajikan panas dengan daging/kikil dengan taburan teri dan kacang goreng. Jika mau pedas, nah baru tambah dengan dengan sambel. Rasanya gurih, enak. Dan karena kami makan di tengah gerimis yang mendera Pontianak, bubur ini cocok banget. Apalagi warung yang kami datangi memang sudah paten sebagai tempat kuliner, Bubbor Paddas Pa' Ngah, di Pontianak. Sedap. Dan minumnya khas Pontianak pula, es lidah buaya. Mantap.
Makasih, Julia. Jika ke Pontianak lagi, aku mau-mau-mau lagi datang ke tempat ini.
No comments:
Post a Comment