Kulonprogo, akhir 2015. |
Siapa mereka? Mereka adik-adik Denmas Hendro, dalam istilah keluarga bisa disebut adik ipar. Tapi aku nyaris tak pernah memakai istilah itu. Bahkan aku jarang memakai istilah adik. Ya, aku sebut mereka sahabat-sahabatku. Kalau ngumpul ya seperti itu isinya. Ngrumpi lalu narsis bareng.
Ya, kedekatan itu tidak berlebihan. Kami sudah akrab dekat sejak sama-sama kuliah di Malang. Kami bertiga sering menghabiskan waktu bersama, saling nginap di kostan masing-masing, masak bersama dan sebagainya. Bahkan ketika relasiku dengan Denmas Hendro belum mengarah pada ikatan yang kuat kami sudah sering ngerumpi bareng. Kadang kalau bapak mereka (yang sekarang juga bapakku) datang ke Malang, aku dijemput untuk rekreasi ke Batu, Pujon atau sekedar belanja. Malah mereka plus bapak beramai-ramai juga menginap di kostanku (Kalau bapak pulang pun aku ikut dapat sangu lho. Hehehe. Denmas pasti ngiri soal ini. Ssstttt.)
Itulah gambarannya. Kami dekat. Bahwa kami sama-sama narsis nah itu bonusnya. Hehehe... Kami tidak selalu seide. Maafkanlah soal ini. Kami sama-sama keras kepala juga. Soal-soal tertentu ya kami berdebat, berantem sedikit, tapi...ini hebatnya kami. Kalau lama ndak ketemu (kami terpisah di 3 kota, Lumajang, Surabaya dan Lampung) pasti kangen. Padahal kangennya itu ya kangen untuk ngeledekin atau ngerjain.
Nah foto macam ini sangat-sangat menghibur. Anak-anak kami meledek para ibu ini biarinlah. Kami toh selalu (merasa) muda. Iya kan, Nik, Tik? Nah, mana foto-foto lain? Kirim ya...
No comments:
Post a Comment