Wednesday, February 24, 2016

Cap Go Meh di Singkawang tahun 2016

Apakah yang lebih menyenangkan daripada jalan-jalan ke tempat baru, gratis segalanya, diberi uang saku, dan mendapat bonus foto-foto asoy untuk dipamerkan? Hehehe... Mestinya sih ada yang lebih menyenangkan daripada hal itu, tapi ini yang aku ingin pamerkan. Rapat KKPPMP di Singkawang, dan usai itu menikmati perayaan Cap Go Meh persis di pusat kota Singkawang (20 - 23 Pebruari 2016)


Sebuah festival besar bagi warga keturunan China di Singkawang namun dihadiri oleh ribuan orang dari belahan dunia bahkan dari luar Singkawang. Sangat menarik. Aku ingin memulainya dengan pesta Lampion pada Sabtu 20 Pebruari. Jalan-jalan utama di Singkawang sesuai peta yang diedarkan pemda sudah dipenuhi penonton untuk menunggu rombongan-rombongan yang akan mengikuti pawai. Aku sangat antusias apalagi semakin malam, jalanan Singkawang mulai memendarkan lampu-lampu lampion di sepanjang sisinya. Merah dan keemasan. Terlebih ketika pawai dimulai, hingar bingar cahaya berpadu dengan musik dari mobil atau rombongan yang mengikutinya.




Hari Minggu (21 April) menjadi pesta di beberapa keluarga. Dari pagi hingga malam bergilir kami mengunjungi keluarga-keluarga yang sudah mengundang untuk pesta. Makan pagi bersama umat Katolik di Gereja Singkawang, lalu makan siang di Pantai ... (aku lupa namanya. Nanti kucari.) Masih siang hari seorang keluarga di dalam kota Singkawang mengundang untuk jamuan Cap Go Meh, aku cuma sanggup makan es krim dan sedikit mi goreng. Sore itu diundang lagi, malam lagi, lagi, dan lagi... Aku sudah tak sanggup makan lagi.

Senin 22 Pebruari saatnya melihat rombongan tatung yang akan beraksi dalam pawai. Memulainya dari beberapa klenteng yang ada di Singkawang, lalu aku berdiam, memotret saja, hanya memotret di dekat tugu naga. Huft... agak susah berkomentar di pawai ini. Meriah, tapi mengerikan. Huft...










Malamnya pesta berlanjut di Pontianak dengan pesta barongsai dan liong. Naga-naga berjalan di pusat kota Pontianak. Aku yang sudah kehabisan energi hanya menonton dari lantai atas hotel Haris tempat menginap sembari menikmati sajian restoran mereka. Puncak pesta naga ini sebenarnya tanggal 23 Pebruari dengan pembakaran naga-naga di klentenng. Tapi subuh aku sudah harus cabut ke airport untuk balik ke Lampung. Ya...apapun ini kesempatan emas untuk memulai tahun baru Monyet di tahun ini.

No comments:

Post a Comment