Wednesday, February 05, 2014

UNCHANGED

Mengambang di Atas Kembang
Mata cintamu masih memandang aneh.

"Siapakah kau, peri dari sungai Melawi,
atau cenggeret pohon jati?"

Belasan putaran matahari pada bumi,
dan kau masih mengira lenganku
sayap-sayap licin berkeriapan.

"Bagaimana kau bisa melakukan,
sehari menyisir riak pantai,
sehari memeluk gunung,
dan kini kau masuki gua-gua
dengan sayap-sayap, kaki-kaki
mengambang di udara sepi?"

Aku selalu kembali, di kamar kita
karena di situlah aku bisa nyenyak
tidur tanpa mimpi, dengan wajahmu
berpeluh lasak di telingaku.

"Sampai kapan kau akan rentang
sayap-sayap membentang, berkelepak
melintas musim, menjauhi lintang?"

Sayang, aku ulang bahwa lengan,
ini lengan, bukan sayap-sayap
hanya sepasang bukan berlaksa,
dan aku akan selalu pulang.

Mata cintamu masih tak percaya.

No comments:

Post a Comment