Tuesday, April 30, 2013
Menu Kangen
Kalau lagi gak enak badan, tubuhku ini sunggu njelehi. Begitu rewel dan merepotkan. Bagaimana tidak. Kalau mau makan, yang kebayang tuh mesti makanan-makanan masa kecil atau makanan-makanan yang adanya di Kediri sana. Rawon, nasi tumpang, pecel pincuk, rujak cingur, tepo sayur, dll. Kalau gak itu semua ya makanan yang biasanya disediakan ibuk kalau aku lagi sakit di jaman kecil dulu. Nasi lembek, sayur bening bayem dicampur oyong/gambas, tahu goreng setengah mateng dan telur rebus. Dulu membayangkannya saja aku bisa muntah, tapi sekarang... Ibuk, aku pengin dimasakin seperti itu. Duh, baunya bisa kecium hidungku. Tidak mau makan yang lain! Tidak mau!
Friday, April 26, 2013
Padang Penuh Bulan
Ketika aku datang pintu rumah terkunci dari dalam
aku melihat bayangannya tengah mengepel lantai
pasti ketukan di kaca jendela mengagetkannya
setergesa dia seret selop mengintip dan melambai.
Bibirnya membentuk pinggiran sumur mengucap : tunggu
matanya gelisah mencari di mana kunci bisa ditancap
dan selot dibuka dengan gegas rindu tanpa ragu
mengucap selamat datang dengan wajah terlukis pana.
Sejenak dia menjadi manusia ingin memeluk atau menolak
kedatanganku bukan diundang malah mungkin gangguan
tapi segera bulan-bulan disodorkan dalam nampan senyuman
setumpuk berlimpah bagiku bahkan disajikan juga padamu.
Kau akan mengingatnya ketika metamorfosa tubuhnya terjadi
aku sudah melihatnya beberapa kali namun ini sangat cepat
bukan dalam bayangan seperti saat aku membaca kertasnya
bukan dalam khayalan seperti saat aku melirik zikirnya.
Adalah tari tubuh manusia melengkung meliuk mendendang
menjadi semar senyata berkata penuh mata dan hembusan
berkisah tentang bulan-bulan yang ditanam dalam padangnya
semacam agora para kekasih sunyi pengabdi tenang.
Kau protes ketika aku cepat berdiri pamit padanya
tapi mestinya kau akan paham kalau aku katakan
semar akan hidup bahagia dengan keyakinan
kekasih-kekasihnya setia entah terlihat atau tidak.
Kau akan tahu bahwa aku sangat mencintainya
di pintu dia mengantarku mencari-cari alasan segera
menutup pintu dan melanjutkan tariannya dalam rumah
tapi kau tidak tahu dia telah menciumku tadi sekejab.
Padangbulan, 26 April 2013
aku melihat bayangannya tengah mengepel lantai
pasti ketukan di kaca jendela mengagetkannya
setergesa dia seret selop mengintip dan melambai.
Bibirnya membentuk pinggiran sumur mengucap : tunggu
matanya gelisah mencari di mana kunci bisa ditancap
dan selot dibuka dengan gegas rindu tanpa ragu
mengucap selamat datang dengan wajah terlukis pana.
Sejenak dia menjadi manusia ingin memeluk atau menolak
kedatanganku bukan diundang malah mungkin gangguan
tapi segera bulan-bulan disodorkan dalam nampan senyuman
setumpuk berlimpah bagiku bahkan disajikan juga padamu.
Kau akan mengingatnya ketika metamorfosa tubuhnya terjadi
aku sudah melihatnya beberapa kali namun ini sangat cepat
bukan dalam bayangan seperti saat aku membaca kertasnya
bukan dalam khayalan seperti saat aku melirik zikirnya.
Adalah tari tubuh manusia melengkung meliuk mendendang
menjadi semar senyata berkata penuh mata dan hembusan
berkisah tentang bulan-bulan yang ditanam dalam padangnya
semacam agora para kekasih sunyi pengabdi tenang.
Kau protes ketika aku cepat berdiri pamit padanya
tapi mestinya kau akan paham kalau aku katakan
semar akan hidup bahagia dengan keyakinan
kekasih-kekasihnya setia entah terlihat atau tidak.
Kau akan tahu bahwa aku sangat mencintainya
di pintu dia mengantarku mencari-cari alasan segera
menutup pintu dan melanjutkan tariannya dalam rumah
tapi kau tidak tahu dia telah menciumku tadi sekejab.
Padangbulan, 26 April 2013
Wednesday, April 24, 2013
Hari Dimana Kesadaran Mati
...
Kau telah tahu rasanya
ular-ular kecil menyusup pori-pori
mengibaskan ekornya yang dingin
hingga kau terus gemetar.
Mereka tidak akan diam
sampai telur-telur mendapat tempat
dibuahi sperma dan dieram
hingga menetas berkali lipat.
Mereka di dalam tubuhmu
seperti yang kau duga
ketika kau padamkan lampu
mereka telah tuntas berjaga.
Kalau kau bertanya bagaimana
mengeluarkan mereka dari kedaulatanmu
nasehat cuma menyoal keberanian
untuk memotong kepala angkuh.
Dan itu adalah hakmu!
Kau telah tahu rasanya
ular-ular kecil menyusup pori-pori
mengibaskan ekornya yang dingin
hingga kau terus gemetar.
Mereka tidak akan diam
sampai telur-telur mendapat tempat
dibuahi sperma dan dieram
hingga menetas berkali lipat.
Mereka di dalam tubuhmu
seperti yang kau duga
ketika kau padamkan lampu
mereka telah tuntas berjaga.
Kalau kau bertanya bagaimana
mengeluarkan mereka dari kedaulatanmu
nasehat cuma menyoal keberanian
untuk memotong kepala angkuh.
Dan itu adalah hakmu!
Wednesday, April 17, 2013
Melempar Bola
Melempar bola bisa dilakukan oleh siapa pun. Jika dia sendirian melakukan permainan melempar bola ini, permainan akan selesai pada detik dimana dia melempar bolanya. Sekali melempar, bola itu akan hilang dan tidak akan bisa membuat lemparan yang kedua.
Minimal dua orang dibutuhkan jika ingin permainan ini menjadi lebih asyik. Melempar, ditangkap oleh yang lain, dilempar balik, maka kita bisa melempar lagi bola itu untuk kali yang kedua.
Yang paling aman, bola tidak dilempar tapi dipegang saja. Tapi apa asyiknya jika bola hanya untuk dipegang? Atau hanya untuk pajangan?
Minimal dua orang dibutuhkan jika ingin permainan ini menjadi lebih asyik. Melempar, ditangkap oleh yang lain, dilempar balik, maka kita bisa melempar lagi bola itu untuk kali yang kedua.
Yang paling aman, bola tidak dilempar tapi dipegang saja. Tapi apa asyiknya jika bola hanya untuk dipegang? Atau hanya untuk pajangan?
Friday, April 12, 2013
Conspiracy (11)
Kisah sebelumnya
Aku terkantuk-kantuk dalam pijitan Heart. Dia belum mengeluarkan suara sedari tadi. Aku tidak berusaha mengawali perbincangan juga. Keheningan ini aku nikmati. Anak-anak angin yang biasanya ribut di taman, kai tidak kelihatan. Mungkin Heart sudah mengusirnya. Dayang-dayang menjaga jarak dari kami. Nampan-nampan tidur di pelukan masing-masing, ditutup rapat-rapat dengan taplak-taplak berenda. Sebagian yang tercecer menguap sampai tempat duduknya, segera disapu oleh salah seorang dayang dengan cekatan.
"Lady, apakah kau masih ingat senyuman Dew?"
"Tentu saja."
Aku membayang Dew pernah duduk di tempatku berbaring ini. Dia mempunyai bibir-bibir yang sangat murah tersenyum. Walau senyumnya tidak selalu tulus, tapi lekuk kedua ujung bibirnya sangat sering terangkat. Gigi-giginya akan kelihatan saat senyum tanpa suara seperti itu. Terlebih jika geli mulai menggelitik perutnya, seluruh rongga mulutnya akan kelihatan tanpa ditutupi.
Saat tersenyum, kantung mata bagian bawahnya akan menggembung menutupi sebagian mata sehingga kelihatan sipit. Ujung mata akan tertarik ke atas dengan beberapa kerutan. Matanya seperti embun saat tersenyum, itulah mengapa dia bernama Dew.
Aku tahu tangan-tangan Heart sedang merekam ingatanku lewat pijatannya. Maka aku membayangkan setiap detil Dew yang kuingat.
Wajah Dew tidak mungkin kulupakan saat tersenyum. Bibir, pipi, mata dan dagunya adalah bagian yang paling dominan bergerak saat tersenyum. Namun bagian-bagian yang lain tidak mungkin hanya berdiam diri. Bahkan rambut-rambut Dew di kening ikut berkeriapan bersama dengan keceriaannya.
"Apakah dia pernah menangis?"
"Tidak."
Dew tidak pernah menangis. Saat kesedihan menguasainya, dia akan meringkuk menyembunyikan diri. Ah, mungkin juga dia pernah menangis, tapi aku tidak pernah melihatnya. Ah, Dew, tiba-tiba aku semakin rindu padanya.
"Heart sayang, mungkinkah Dew bisa kita temukan?"
"Pasti. Aku berjanji, Lady."
Ah, aku menguap lebar. Pasti dayang-dayang itu lalai menyapu tepung-tepung tidur yang tercecer. Aku sangat mengantuk dan ingin tidur.
Bersambung.
Aku terkantuk-kantuk dalam pijitan Heart. Dia belum mengeluarkan suara sedari tadi. Aku tidak berusaha mengawali perbincangan juga. Keheningan ini aku nikmati. Anak-anak angin yang biasanya ribut di taman, kai tidak kelihatan. Mungkin Heart sudah mengusirnya. Dayang-dayang menjaga jarak dari kami. Nampan-nampan tidur di pelukan masing-masing, ditutup rapat-rapat dengan taplak-taplak berenda. Sebagian yang tercecer menguap sampai tempat duduknya, segera disapu oleh salah seorang dayang dengan cekatan.
"Lady, apakah kau masih ingat senyuman Dew?"
"Tentu saja."
Aku membayang Dew pernah duduk di tempatku berbaring ini. Dia mempunyai bibir-bibir yang sangat murah tersenyum. Walau senyumnya tidak selalu tulus, tapi lekuk kedua ujung bibirnya sangat sering terangkat. Gigi-giginya akan kelihatan saat senyum tanpa suara seperti itu. Terlebih jika geli mulai menggelitik perutnya, seluruh rongga mulutnya akan kelihatan tanpa ditutupi.
Saat tersenyum, kantung mata bagian bawahnya akan menggembung menutupi sebagian mata sehingga kelihatan sipit. Ujung mata akan tertarik ke atas dengan beberapa kerutan. Matanya seperti embun saat tersenyum, itulah mengapa dia bernama Dew.
Aku tahu tangan-tangan Heart sedang merekam ingatanku lewat pijatannya. Maka aku membayangkan setiap detil Dew yang kuingat.
Wajah Dew tidak mungkin kulupakan saat tersenyum. Bibir, pipi, mata dan dagunya adalah bagian yang paling dominan bergerak saat tersenyum. Namun bagian-bagian yang lain tidak mungkin hanya berdiam diri. Bahkan rambut-rambut Dew di kening ikut berkeriapan bersama dengan keceriaannya.
"Apakah dia pernah menangis?"
"Tidak."
Dew tidak pernah menangis. Saat kesedihan menguasainya, dia akan meringkuk menyembunyikan diri. Ah, mungkin juga dia pernah menangis, tapi aku tidak pernah melihatnya. Ah, Dew, tiba-tiba aku semakin rindu padanya.
"Heart sayang, mungkinkah Dew bisa kita temukan?"
"Pasti. Aku berjanji, Lady."
Ah, aku menguap lebar. Pasti dayang-dayang itu lalai menyapu tepung-tepung tidur yang tercecer. Aku sangat mengantuk dan ingin tidur.
Bersambung.
Tuesday, April 09, 2013
Bunuh Diri? Astaga!
Aku pernah menulis tentang bunuh diri pada 28 Maret 2011 (klik sini). Tulisan bisa kuselesaikan dalam hitungan menit, tapi pengolahan batinku belum selesai juga hingga kini. Aku masih menyesalinya sampai terjadi pada orang yang kukenal.
Kemarin aku mendengar lagi seorang teman melakukan hal bodoh ini. Aduh. Spontan kepalaku berdenyut-denyut. Aku berharap kabar itu salah, tapi tidak, kabar itu benar.
Baiklah, semua orang pasti akan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa luput dari peristiwa ini kecuali jiwa-jiwa yang belum dilahirkan. Tapi, please, jangan pernah menentukan sendiri hari kematian itu termasuk caranya. Untuk urusan ini, sudahlah, manut saja pada Yang Pencipta. Dia punya cara untuk memutus hubungan jiwa dan raga seseorang yang sudah diciptakan.
Kehidupan adalah kesempatan berada dalam kelas-kelas belajar. Kalaupun mau ngendog, tidak naik kelas berkali-kali, ya biar saja. Sang Guru akan tetap hadir di kelas manapun. Jadi, nikmati kesempatan pembelajaran ini. Biarlah jiwa kita digosok hingga suci dan benar-benar pantas bersatu lagi dengan Sumber Cahaya ya Maha Jiwa. Oh, jangan pernah memutus hubungan denganNya.
Tak lagi ada yang bisa dilakukan ketika kita tak bisa menggerakkan badan, memutar otak atau memakai hati seperti saat kematian itu tiba. Saat hidup singkat ini, pilihan yang bisa diambil adalah menggunakannya sepenuh daya. Mari menghargai kehidupan.
(Dalam sedih aku berdoa untuk Ipung. "Sang Kasih, maklumilah jiwanya, kasihanilah dia, terimalah dia dalam kerahimanMu."
Kemarin aku mendengar lagi seorang teman melakukan hal bodoh ini. Aduh. Spontan kepalaku berdenyut-denyut. Aku berharap kabar itu salah, tapi tidak, kabar itu benar.
Baiklah, semua orang pasti akan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa luput dari peristiwa ini kecuali jiwa-jiwa yang belum dilahirkan. Tapi, please, jangan pernah menentukan sendiri hari kematian itu termasuk caranya. Untuk urusan ini, sudahlah, manut saja pada Yang Pencipta. Dia punya cara untuk memutus hubungan jiwa dan raga seseorang yang sudah diciptakan.
Kehidupan adalah kesempatan berada dalam kelas-kelas belajar. Kalaupun mau ngendog, tidak naik kelas berkali-kali, ya biar saja. Sang Guru akan tetap hadir di kelas manapun. Jadi, nikmati kesempatan pembelajaran ini. Biarlah jiwa kita digosok hingga suci dan benar-benar pantas bersatu lagi dengan Sumber Cahaya ya Maha Jiwa. Oh, jangan pernah memutus hubungan denganNya.
Tak lagi ada yang bisa dilakukan ketika kita tak bisa menggerakkan badan, memutar otak atau memakai hati seperti saat kematian itu tiba. Saat hidup singkat ini, pilihan yang bisa diambil adalah menggunakannya sepenuh daya. Mari menghargai kehidupan.
(Dalam sedih aku berdoa untuk Ipung. "Sang Kasih, maklumilah jiwanya, kasihanilah dia, terimalah dia dalam kerahimanMu."
Saturday, April 06, 2013
Banjir di Belakang Rumah
tangis tertanam pada hujan
akarnya tumbuh di tiap rintik
helai daunnya bertunas duka
setia menolak ikatan kaca
memilih tetap jadi tampias
di kusen mata ibu muda
dendangnya jerit tidak terima
berkabar kehilangan atap dapur
"saat kumasak makan malam
api padam terselimuti basah
dan perut masih mendamba bubur"
mengurangi air merendam tungkai
dengan gayung dia membuang sawan
dijejalkan puting pada bayi kesayangan
raungan laju tak berhenti kelaparan
bukan susu tapi air mata dan keluhan
yang tersaji dari tubuh terkulai
tangannya gemetar menahan air
mengkhayal kisah bernada gembira
biar saja kembali dilanda banjir
ibu muda berharap mimpi tajir
dan mengganti atap rumahnya
malam sabar mengunyah pekat
biarpun dia sudah bosan
pada hujan penumbuh tangisan
"tapi aku tak mau mengungsi"
pipinya menempel di kaca
mengumpulkan tampias hujan
yang terus disesali
dia telah menyusukan duka
pada bayi-bayinya
akarnya tumbuh di tiap rintik
helai daunnya bertunas duka
setia menolak ikatan kaca
memilih tetap jadi tampias
di kusen mata ibu muda
dendangnya jerit tidak terima
berkabar kehilangan atap dapur
"saat kumasak makan malam
api padam terselimuti basah
dan perut masih mendamba bubur"
mengurangi air merendam tungkai
dengan gayung dia membuang sawan
dijejalkan puting pada bayi kesayangan
raungan laju tak berhenti kelaparan
bukan susu tapi air mata dan keluhan
yang tersaji dari tubuh terkulai
tangannya gemetar menahan air
mengkhayal kisah bernada gembira
biar saja kembali dilanda banjir
ibu muda berharap mimpi tajir
dan mengganti atap rumahnya
malam sabar mengunyah pekat
biarpun dia sudah bosan
pada hujan penumbuh tangisan
"tapi aku tak mau mengungsi"
pipinya menempel di kaca
mengumpulkan tampias hujan
yang terus disesali
dia telah menyusukan duka
pada bayi-bayinya
Wednesday, April 03, 2013
Sisa Di Halaman Pembantaian
saat malam memejamkan mata
tak ada yang sadar waktu berkayuh
ingatan pergi bersama kenangan tua
menganggap sepi udara yang tertabuh
bukankah getar kekosongan adalah suara?
hanya kaki tak lagi ada untuk dilipat
hanya lengan tak lagi ada untuk mengatung
dan aku yang menatapnya melihat tanda sayat
ujung halaman kota itu pernah terantai bengisKosal, engkau berjalan dengan senyummu
Tun, engkau berlari dengan hatimu
aku telah menerima tawaran kotamu
mengelilingi jaman meringkas pembantaian
bukankah gerak ketunaan adalah harga?
serakan tulang menjadi stasi
bukan mati
Monday, April 01, 2013
PESAN “URBI ET ORBI” PAUS FRANSISKUS PADA HARI RAYA PASKAH 31 Maret 2013
Saudara dan saudari
terkasih di Roma dan di seluruh dunia, Selamat Paskah!
Sungguh suatu sukacita bagi saya untuk mengumumkan pesan ini : Kristus telah bangkit! Saya ingin pergi ke setiap rumah dan setiap keluarga, terutama di mana ada penderitaan terbesar, di rumah sakit, di penjara ...
Terlebih, saya ingin masuk ke dalam setiap hati, karena di sanalah Allah ingin menabur Kabar Baik : Yesus telah bangkit, ada harapan untuk Anda, Anda tidak lagi dalam kuasa dosa, dalam kuasa kejahatan! Kasih telah menang, rahmat telah menang!
Kita juga, seperti para perempuan yang adalah murid-murid Yesus, yang pergi ke kubur dan mendapatinya kosong, mungkin bertanya-tanya apa arti peristiwa ini (bdk. Luk 24:4). Apa artinya bahwa Yesus telah bangkit? Ini berarti bahwa kasih Allah lebih kuat dari kejahatan dan kematian itu sendiri; itu artinya kasih Allah bisa mengubah hidup kita dan membiarkan gurun yang menempati hati kita itu berkembang.
Kasih yang sama ini, yang karenanya Putra Allah menjadi manusia dan mengikuti jalan kerendahan hati dan pemberian diri sampai mati, turun ke neraka - ke jurang keterpisahan dari Allah – kemurahan kasih yang sama ini telah membanjiri dengan cahaya jenazah Yesus dan mengubahnya, telah menjadikannya masuk ke dalam hidup yang kekal. Yesus tidak kembali kepada kehidupan sebelumnya, kehidupan duniawi, tetapi masuk ke dalam kehidupan Allah yang mulia dan Ia masuk ke sana dengan kemanusiaan kita, membukakan kita kepada masa depan harapan.
Inilah Paskah : Paskah adalah pembebasan, perjalanan umat manusia dari perbudakan dosa dan kejahatan menuju kebebasan kasih dan kebaikan. Karena Allah adalah hidup, hidup itu sendiri, dan kemuliaan-Nya adalah orang yang hidup (bdk. Irenaeus, Adversus Haereses, 4,20,5-7).
Saudara dan saudari terkasih, Kristus telah mati dan bangkit sekali untuk selamanya, dan untuk semua orang, tapi kuasa kebangkitan, pembebasan dari perbudakan terhadap kejahatan kepada kebebasan kebaikan ini, harus dilakukan dalam setiap zaman, dalam keberadaan nyata kita, dalam kehidupan kita sehari-hari. Berapa banyak gurun, bahkan hari ini, yang perlu diseberangi umat manusia! Terlebih, gurun dalam pikiran, ketika kita tidak memiliki kasih kepada Allah atau sesama, ketika kita gagal untuk menyadari bahwa kita adalah penjaga dari semua yang telah diberikan Sang Pencipta kepada kita dan terus memberi kita. Kemurahan Tuhan dapat membuat bahkan tanah paling gersang menjadi taman, dapat memulihkan kehidupan tulang-tulang kering (bdk. Yeh 37:1-14).
Jadi ini adalah undangan yang saya alamatkan bagi semua orang: Mari kita menerima rahmat kebangkitan Kristus! Marilah kita diperbarui oleh kemurahan Allah, mari kita dikasihi oleh Yesus, mari kita memampukan kekuatan kasih-Nya untuk mengubah hidup kita juga, dan marilah kita menjadi alat rahmat ini, saluran yang melaluinya Allah dapat mengairi bumi, melindungi semua ciptaan dan membuat keadilan dan perdamaian berkembang.
Dan oleh sebab itu kita mohon Yesus yang bangkit, yang mengubah maut ke dalam hidup, untuk mengubah kebencian menjadi kasih, dendam menjadi pengampunan, perang menjadi kedamaian. Ya, Kristus adalah damai sejahtera kita, dan melalui Dia kita mohon perdamaian bagi seluruh dunia.
Perdamaian bagi Timur Tengah, dan terutama antara Israel dan Palestina, yang berjuang untuk menemukan jalan perjanjian, sehingga mereka memungkinkan sudi dan berani melanjutkan negosiasi untuk mengakhiri seluruh konflik yang telah berlangsung terlalu lama. Perdamaian di Irak, sehingga setiap tindakan kekerasan boleh berakhir, dan terlebih-lebih bagi Suriah yang terkasih, bagi orang-orang yang tercabik-cabik oleh konflik dan bagi banyak pengungsi yang menunggu bantuan dan kenyamanan. Berapa banyak darah yang telah ditumpahkan! Dan berapa banyak penderitaan masih harus ada sebelum penyelesaian politik bagi krisis akan ditemukan?
Perdamaian bagi Afrika, masih menjadi ajang konflik kekerasan. Di Mali, semoga persatuan dan stabilitas dipulihkan, di Nigeria, di mana serangan secara menyedihkan berlanjut, secara serius mengancam kehidupan banyak orang tak berdosa, dan di mana sejumlah besar orang, termasuk anak-anak, disandera oleh kelompok teroris. Perdamaian di sebelah Timur Republik Demokratik Kongo, dan di Republik Afrika Tengah, di mana banyak orang telah dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka dan terus hidup dalam ketakutan.
Perdamaian di Asia, terutama di semenanjung Korea: semoga perbedaan pendapat dapat diatasi dan semangat pembaruan rekonsiliasi tumbuh.
Perdamaian di seluruh dunia, yang masih terpecah oleh keserakahan mencari keuntungan mudah, yang terluka oleh keegoisan yang mengancam kehidupan manusia dan keluarga, keegoisan yang terus berlanjut dalam perdagangan manusia, bentuk paling luas dari perbudakan di abad kedua puluh satu. Perdamaian bagi seluruh dunia, terkoyak oleh kekerasan terkait dengan perdagangan narkoba dan oleh bengisnya eksploitasi sumber daya alam! Perdamaian bagi bumi kita ini! Menjadikan Yesus yang bangkit membawa kenyamanan kepada para korban bencana alam dan menjadikan kita penjaga ciptaan yang bertanggung jawab.
Saudara dan saudari terkasih, kepada Anda semua yang mendengarkan saya, dari Roma dan dari seluruh dunia, saya menyampaikan pesan undangan Pemazmur: "Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (Mzm 118:1-2).
Saudara dan saudari terkasih, yang datang dari seluruh dunia ke lapangan ini, jantung kekristenan, dan kalian semua yang bergabung dengan kita melalui media komunikasi, saya sekali lagi mengucapkan Selamat Paskah! Bawalah kepada keluarga Anda dan bangsa Anda warta sukacita harapan dan kedamaian yang setiap tahun diperbaharui dengan kuat pada hari ini. Semoga Tuhan yang Bangkit, yang mengalahkan dosa dan maut, mendukung kita semua terutama yang paling lemah dan mereka yang paling membutuhkan. Terima kasih atas kehadiran Anda dan kesaksian iman Anda. Sebuah pemikiran dan terima kasih khusus untuk pemberian bunga-bunga yang indah dari Belanda ini.
Saya mengulangi dengan penuh kasih sayang kepada Anda semua: Semoga Kristus yang Bangkit membimbing Anda dan seluruh umat manusia pada jalan keadilan, kasih dan kedamaian!
Subscribe to:
Posts (Atom)