saat malam memejamkan mata
tak ada yang sadar waktu berkayuh
ingatan pergi bersama kenangan tua
menganggap sepi udara yang tertabuh
bukankah getar kekosongan adalah suara?
hanya kaki tak lagi ada untuk dilipat
hanya lengan tak lagi ada untuk mengatung
dan aku yang menatapnya melihat tanda sayat
ujung halaman kota itu pernah terantai bengisKosal, engkau berjalan dengan senyummu
Tun, engkau berlari dengan hatimu
aku telah menerima tawaran kotamu
mengelilingi jaman meringkas pembantaian
bukankah gerak ketunaan adalah harga?
serakan tulang menjadi stasi
bukan mati
No comments:
Post a Comment