Friday, April 12, 2013

Conspiracy (11)

Kisah sebelumnya

Aku terkantuk-kantuk dalam pijitan Heart. Dia belum mengeluarkan suara sedari tadi. Aku tidak berusaha mengawali perbincangan juga. Keheningan ini aku nikmati. Anak-anak angin yang biasanya ribut di taman, kai tidak kelihatan. Mungkin Heart sudah mengusirnya. Dayang-dayang menjaga jarak dari kami. Nampan-nampan tidur di pelukan masing-masing, ditutup rapat-rapat dengan taplak-taplak berenda. Sebagian yang tercecer menguap sampai tempat duduknya, segera disapu oleh salah seorang dayang dengan cekatan.
"Lady, apakah kau masih ingat senyuman Dew?"
"Tentu saja."
Aku membayang Dew pernah duduk di tempatku berbaring ini. Dia mempunyai bibir-bibir yang sangat murah tersenyum. Walau senyumnya tidak selalu tulus, tapi lekuk kedua ujung bibirnya sangat sering terangkat. Gigi-giginya akan kelihatan saat senyum tanpa suara seperti itu. Terlebih jika geli mulai menggelitik perutnya, seluruh rongga mulutnya akan kelihatan tanpa ditutupi.
Saat tersenyum, kantung mata bagian bawahnya akan menggembung menutupi sebagian mata sehingga kelihatan sipit. Ujung mata akan tertarik ke atas dengan beberapa kerutan. Matanya seperti embun saat tersenyum, itulah mengapa dia bernama Dew.
Aku tahu tangan-tangan Heart sedang merekam ingatanku lewat pijatannya. Maka aku membayangkan setiap detil Dew yang kuingat.
Wajah Dew tidak mungkin kulupakan saat tersenyum. Bibir, pipi, mata dan dagunya adalah bagian yang paling dominan bergerak saat tersenyum. Namun bagian-bagian yang lain tidak mungkin hanya berdiam diri. Bahkan rambut-rambut Dew di kening ikut berkeriapan bersama dengan keceriaannya.
"Apakah dia pernah menangis?"
"Tidak."
Dew tidak pernah menangis. Saat kesedihan menguasainya, dia akan meringkuk menyembunyikan diri. Ah, mungkin juga dia pernah menangis, tapi aku tidak pernah melihatnya. Ah, Dew, tiba-tiba aku semakin rindu padanya.
"Heart sayang, mungkinkah Dew bisa kita temukan?"
"Pasti. Aku berjanji, Lady."
Ah, aku menguap lebar. Pasti dayang-dayang itu lalai menyapu tepung-tepung tidur yang tercecer. Aku sangat mengantuk dan ingin tidur.

Bersambung.

No comments:

Post a Comment