Monday, March 28, 2011

Bunuh Diri

Seorang yang kukenal bunuh diri. Aku tidak tahu harus merasa apa. Tapi, bagaimana bisa pilihan ini diambil? Tidak adakah harapan satupun? Tidak adakah hal lain yang bisa dilakukan senekat apapun selain bunuh diri (dan membunuh orang lain)? Teman, jangan limpahkan rasa salah ke orang lain, tapi lihat diri sendiri. Ada banyak harapan di sekeliling kita.
1. Putus cinta. Masak sih harus bunuh diri? Anang usai putus cinta, cerai, sakit hati, kemudian dapat dekat dengan cewek lain bebas, bisa pilih. Karies menanjak, lebih terkenal.
2. PHK. Masak sih harus bunuh diri? Anak-anak di terminal itu bisa tetap hidup dengan jual rokok eceran. Masak orang lain tidak bisa melakukannya. Dagang apapun, lakukan apapun, kalau tetep gak bisa jualan, ngemis dulu gak apa-apa. Baru kemudian jualan.
3. Gak bisa lanjutin sekolah. Masak sih harus bunuh diri? Berhenti sekolah sebentar ya gak pa-pa. Malah enak gak ngerjain PR. Lalu cari-cari cara, terus lanjut lagi. Malu ketuaan? Halah, malah enak ketemu yang muda-muda, jadi kita yang paling senior.
4. Gak punya duit saat anak sakit. Aduh, masak harus bunuh diri? Kan anak-anak harus tetap dirawat, tetap didoakan. Kalau sudah mati gak bisa melakukan itu.
5. Diejek orang. Masak harus bunuh diri? Apa ruginya diejek orang? gak mencuil hidung kita. Kita hidup gak harus tergantung orang lain kok.
6. Hayo sebutkan alasan lain mengapa harus bunuh diri. Lalu kita bahas nanti kenapa hal itu gak perlu kita lakan...
Banyak harapan, teman. Banyak harapan di dekat tubuh diri kita.

(Banyak doa untuk Agus. Mohon ampunan Tuhan untuk kerapuhannya.)

2 comments:

  1. sp to mbakyu?

    kita hanya bisa mengira-ngira apa yang menjadi alasan mendasar bagi seseorang untuk mengakhiri hidupnya. atau bisa jadi karena merasa tidak ada alasan sama sekali?? merasa tidak memiliki alasan untuk menikmati hidup??
    yah, semua itu kita hanya bisa mengira-ngira..
    yang pasti, terlalu cepat mengambil keputusan akan berakibat fatal, apalagi yang seperti ini.

    semoga damai besertanya..

    ReplyDelete
  2. Ya, memang kita hanya bisa mengira-ngira dan tak bisa lakukan apapun selain mendoakan jiwanya. Lalu berbuat optimal supaya hal serupa tidak terulang bagi jiwa lain yang masih mengembara dalam badan. Jadi, mari cari alasan untuk menikmati hidup.

    ReplyDelete