Friday, December 09, 2011

Joseph Adi Wardoyo, SJ


Tanggal 8 Desember 2011, hari Kamis, pukul 17.30, ada bendera kuning tertancap di hatiku. Kabar meninggalnya simbah Adi mengiris hatiku. Kemarin, aku baru saja gegap gempita menceritakan gerakan aktif tanpa kekerasan di Lampung. Itu energi yang aku dapat darimu, Simbah. Masih tidak tetap hatiku, tapi aku terbantu dengan ingatan semangat yang kau tularkan mulai dari 1996 dulu itu. Kau harus pergi, memang harus pergi. Tapi sekaligus berpikir rumit, bagaimana kami? Bisakah kami mengambil energi dari kematianmu? Cukup dewasakah kami menyebarkan nilai aktif tanpa kekerasan padahal hati kami pun masih keras?
Aku masih akan menancapkan bendera kuning ini, dan menyebarkannya di lorong-lorong hatiku. Namun jangan kuatir, Mbah, pasti akan aku cabuti semua jika semua sudah lewat. Doakan dan berkati kami dari surga.

No comments:

Post a Comment