(Kisah sebelumnya.)
Istana menjadi dingin, beku dengan perkelahian antara Princes of Heart dengan para panglimaku yang lain. Brain yang aku harap bisa menjadi penengah, kali ini pura-pura sabar, ikut beku. Tidak ada tindakan apapun pada moment seperti ini. Seolah-olah dia membiarkan semua menjadi beku, membiarkan berlalu, berlaku begitu.
Hari ini memanggil mereka semua menghadap, tanpa pasukan. Masing-masing dirinya datang. Sikap kaku resmi menggelanyuti mereka semua. Kelihatan bahwa Heart berusaha menjauh. Matanya tertunduk pada kakinya sendiri, namun lihatlah kekerasan maksudnya. Aku tersenyum melihatnya. Sedikit geli karena kejanggalan posisi tubuhnya. Prince of Eyes, Noses, Mouths, Ears, dan Skins membawa tamengnya masing-masing. Mata mereka galak seolah ingin mengadili My Heart.
Brain mendehem berkali-kali. Aku melihatnya.
"Jadi, bagaimana perkembangannya?"
"Kami belum menemukan tanda-tanda, Putri."
"Tentu saja!"
Aku memberang dengan bentakan. Semua, kecuali Brain berjingkat kaget.
"Karena kalian sibuk dengan perkelahian kalian sendiri. Bahkan kalian bawa-bawa pasukan-pasukan kalian untuk ikut dalam persekongkolan ini!"
"Ampuni kami, Putri."
"Aku tarik mandatku!"
Mereka beringsut mendekatiku dengan sekali jingkatan kaget yang berikutnya.
"Aku yang akan melakukan sendiri pencarian ini. Aku yang akan mencari Dew. Sendiri!"
"Jangan!!!"
Mereka serempak dalam satu kata.
Brain mendekatiku dengan wajah, yang jelas dibuat kelihatan sabar.
"Putri, jangan lakukan itu."
"Kalian! Hanya! Mengawalku!! Aku! Akan mencarinya! Sendiri!"
Aku memberi tekanan pada tiap kataku.
"Jangan!!!"
Kembali mereka serempak menahanku. Kali ini dengan seluruh tubuh mereka, mencekal aku.* (Bersambung)
No comments:
Post a Comment