Monday, November 03, 2008

Bengkel Penulisan Cerpen Mini


Pertama-tama apa cerpen mini itu?
Novel adalah sebuah rumah yang kita bisa jelajahi ruang-ruangnya, satu persatu.
Cerpen adalah sebuah kamar dengan jendela tempat kita bisa melongok, melihatnya.
Cerpen mini adalah sebuah kamar dengan lubang kunci, dimana kita bisa mengintipnya.
Cerpen mini seringkali dibatasi oleh jumlah kata, 400, 750 atau 1000. Tapi tidak boleh ditawar lebih dari itu. Apa yang ingin disajikan oleh pemilik rumah atau kamar, itulah yang harus diolah oleh sang penulis sehingga saat mengintip lewat lubang kunci, para pengintip itu tidak mau pergi. Biarkan resonansinya menggemakan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban yang jelas. Beri kejutan yang menggerakkan jiwa.
Itu yang dikatakan oleh AS. Laksana dalam Bengkel Cerpen Mini yang diadakan Dewan Kesenian Lampung (DKL) pada 1 - 2 Nopember 2008 di Gedung Unik Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila). Acara diikuti oleh 20 peserta yang menjadi nominator dalam lomba cerpen mini yang diadakan DKL plus beberapa orang dari UMKBS.
Pengertian yang masih mengambang dan memberikan ruang diskusi lebih lanjut tapi kesimpulan menarik diberikan oleh Ari Pahala dan Arman AZ pada akhir acara :
Cepen mini atau micro fiction atau flash fiction adalah cerita yang non naratif, lebih ke sugestif dan ada kecenderungan ke perumpamaan. Secara teknis bisa dilakukan dengan : tinjulah dulu hingga pembaca terkapar, setelah itu beri penjelasan singkat. Tidak perlu penjelasan bertele-tele.
Ah, masih bingung juga? Yach, aku yang ikut workshop dua hari aja masih meraba-raba dalam gelap. Aku akan cari satu contohnya nanti untuk aku tampilin. Hingga kini belum dapat yang okey. Bahkan Anyaman yang Terburai - ku pun rupa-rupanya juga bukan termasuk genre ini kalau dilihat lagi. "Itu cuma cerpen yang dipendekin. Bukan cerpen mini." Gitu si Ari bilang. Jadi, tunggu aja.

1 comment:

  1. Kok gak ngajak-ngajak lo dirimu Mbak?
    Diriku juga kan pingin jadi penulis yang diakui publik,he...

    ReplyDelete