Tuesday, November 11, 2008

Labrakan Pagi

Pagi ini aku bangun sangat subuh, langsung mengkerut terpojok di sudut dapur. Logika datang dengan golok terhunus, mengkilap tajam dengan mata yang berkilat-kilat marah. Dia langsung menekan leherku dengan tangan kiri, sedang dua matanya tak lepas dari mataku yang masih belum tersentuh air.
"Jangan lagi pernah kau tinggalkan aku!!" Suaranya tak terlawan.
Aku mengaduh dalam cekikannya. Goloknya terayun hanya beberapa centi dari jantungku sehingga nyaris aku terlonjak ke alam kematian, terkena serangan jantung.
"Jangan berdalih apapun. Aku tahu apa yang sudah kau lakukan kepadaku. Lalu kau siarkan soal keringkihanmu yang pura-pura itu. Bukan keranjang bambu yang kau punya tapi lihat itu!!"
Aku terpaksa menoleh pada telunjuknya. Aku melihat guci tembaga yang kemarin aku gelindingkan sembunyi-sembunyi di balik sumur. Aku tidak bisa mengelak, memang.
Melihatku tanpa suara, Logika mengendurkan tangannya.
"Aku juga tidak harus selalu sekencang ini padamu setiap waktu. Tapi kamu sudah keterlaluan." Suaranya melemah, menyalurkan rasa pemakluman pada tiap nada suaranya.
"Tapi kamu harus janji untuk tidak lagi membiarkan aku tercecer tanpa harga. Jangan lagi sembunyikan kekuatanmu dalam rasa semu yang kau idolakan itu. Aku akan tetap mengawalmu, jangan protes."
Aku tak mengangguk juga tak menggeleng. Logika tetap di samping kiriku, tapi golok sudah disarungkannya kembali. Sedang hati dan rahim mulai mendekat pelan-pelan, takut-takut, mencoba meraih tangan kananku. Tidak aku kibaskan.

3 comments:

  1. Mungkin perlu diganti judul post ini Mbak? Jika boleh tak beri saran. giman kalu post ini diberi judul:
    "Pertarungan Pendekar Golok dengan Putri dari Kerajaan Guci"

    Hwaha..
    Gak nyambung ya Mbak, soalnya hanya Mbak Yuli sendiri yang tahu tentang kejadian ini.

    Kadang memang kita sembunyi pada kalimat-kalimat yang orang lain tidak akan mengerti akan kita.

    Tapi hanya dengan nge-blog kita bisa mengeluarkan unek-unek yang ada dalam hati kita, tanpa harus merepotkan orang lain.Pikiran kita dapat dengan mudah menjadi liar menemukan apa yang dianggap dengan "LEGA".

    Hanya blog yang dapat mengerti akan kita.

    he...

    ReplyDelete
  2. blog mu selalu menjadi tempatku minum secangkir teh dan sepotong pisang goreng, hihi..opolah..trims mba..:)

    ReplyDelete
  3. thanks. kapan-kapan kirimkan juga secangkir teh dan sepotong pisang goreng untukku. salam.

    ReplyDelete