Ada sebuah persimpangan yang selalu aku datangi
menjadi ritual pada malam yang terpejam matanya
biasanya aku berangkat dari rumah dengan rambut basah
bunga tujuh rupa dalam pincuk daun pisang
dupa tujuh wangi yang sudah dibakar
kaki tak berkasut dan berkain parang barong
Aku akan berdiri di tengah persimpangan
hangat oleh pusaran alur berbagai cabang
angin menjadi asmaradana masuk ke cerung telinga
harum bunga dan dupa akan memutar aku menjadi gasing
hingga terangkat dari tanah penuh gairah
Seketika itu tangan-tangan jalan menarikku
ke lorongnya masing-masing berbeda rupa
memberikan tawaran madu dan cerutu
memeluk merayu memaksa memerkosa
membetot seluruh urat otot nadiku
Kekuatan adalah saat aku menyodorkan nampan
menampung semua
dan ketika malam membuka mata
matahari akan menjerang
jadi kristal-kristal bening kering berserat
(Suatu ketika,
saat dingin mengejan dan malam tak juga hendak tidur
aku dapat merebus air dengan beberapa butir kristal
meminumnya, untuk obat sakit
bagi perut yang biasanya mulas
jika rindu dendam
pada persimpangan)
No comments:
Post a Comment