Pengalaman kedua menjadi salah satu tutor dalam Kuperper di Tanjungkarang hadir pada bulan Pebruari ini, tanggal 16 yang lalu. Masih bidang yang sama seperti tahun lalu, tentang komunikasi pasutri. Aku kira para panitia itu memilih kami, aku dan mas Hendro lebih karena mereka melihat aku sebagai redaktur Nuntius. Orang yang bergelut di bidang media, yang dianggap ahli dalam komunikasi. Mereka tentu saja tidak mengenal detail bagaimana bentuk relasi kami sebagai suami istri. Sesekali mereka melihat bahwa kami sering berdua dalam beberapa acara, berempat dalam beberapa acara atau sendiri-sendiri dalam beberapa acara.
Aku pikir sesuatu yang sangat positif. Hasil dari menjadi tutor pada tahun lalu, relasiku dengan mas Hendro terevaluasi dengan sendirinya. Proses menyiapkan makalah, merancang alur perbincangan dan pembagian tugas penyampaian menjadi proses yang menyenangkan bagi kami berdua. Jadi pengalaman itu bisa diulang.
Soal apa yang kami omongin ke para calon suami istri itu masih standar saja. Ambil dari beberapa buku. Tentang pentingnya komunikasi, bahasa komunikasi, mengelola konflik, dan menyadarinya bersama sebagai bentuk komitmen perkawinan. Dibumbui beberapa sharing pengalaman dan tanya jawab.
Yang mengasyikkan adalah kami berdua jadi lebih relaks. Berbicara dengan mereka membuat kami bisa mengoreksi banyak hal. Dan hehehe...betapa kami mendapatkan lebih banyak dari semua para peserta kuperper itu.
No comments:
Post a Comment