Aku melewati pasar Bambu Kuning setiap kali. Beberapa hari terakhir ini sedang dibangun pagar pembatas jalan. Aku tahu maksudnya, biar tertib, rapi. Pembangunan ini menyertai penggusuran pedagang di sekitar ruas jalan dan tempat parkir.
Tapi, jalan ini adalah jalan pasar tradisional. Bapak-bapak, ibu-ibu, dapatkah anda sekalian membayangkan bagaimana becak, gerobak sayur, (pejalan kaki bisa lewat jembatan penyeberang), gerobak pedagang dan para penjual angkring ketika akan menyeberang jalan ini? Bisa dibayangkan akan lebih semrawut kota ini karena para 'pengais rejeki' itu akan mengambil jalan yang terdekat terserah mau searah atau berlawanan arah dengan arus lalu lintas.
Kenapa hal ini tidak dipikirkan? Tata kota tanpa memikirkan para 'bawah' ini sama juga menciptakan neraka. Pasti akan lebih kumuh. Coba kebutuhan-kebutuhan mereka yang pertama dirancang. Yakin, kota Tanjungkarang ini akan rapi tertib. Dan manusiawi.
No comments:
Post a Comment