Friday, November 30, 2007

Kehilangan

Pagi ini aku kelimpungan terbengong di Pasar Pasir Gintung. Aku tahu lapak-lapak sekitar jalan pasar ini 'dibereskan' oleh dinas terkait. Digusur, diusir,...lalu ditendang, dirampok! Waktu itu aku ikut marah melihat kesemenaan pemerintah yang 'gagah' mengendalikan kota dengan cara 'mengusir'.
Hari ini aku merasakan akibat langsung. Jika kemarin-kemarin rasa marah itu menjadi diskusi sosial panjang lebar dengan siapa saja kelompok apa saja, sekarang rasa marah itu menyentil ruang hati yang mengendap paling bawah. Ruang yang menyimpan seluruh memori masa kecil.
Pasalnya, penjual nasi pecel dari Madiun, yang menjadi langgananku saat kangen rumah Gringging, yang menyediakan nasi pecel di pincuk dengan peyek kacang kedelai dan irisan tipis tempe, dengan bumbu pecel khas Jawa Timur, dengan sayuran hijau ditambah cambah mentah dan daun kemangi, hilang!!! Lapaknya rata tidak ada lagi. Yang ada hamparan tikar dan plastik penjual lombok, tempe dan bumbu dapur di lokasi itu. Aku berputar-putar sepanjang pasar dan tidak kutemukan ibu itu.
Laparku hilang keluar lewat keringat dan baju yang basah kuyup di pagi belum ada jam 7. Aku kebingungan di tengah pasar. Sedih dan marah.
Ya ampun. Aku keluar pasar dengan rasa kehilangan. Kehilangan sarana penghubung. Dimana aku bisa mencari nasi pecel yang bisa membawa aku ke ruang waktu di Gringging, Sembak, waktu aku masih kanak-kanak tanpa mikir masalah apapun? Entahlah, aku rupanya tetap akan butuh memory kanak-kanakku seperti itu.

No comments:

Post a Comment