Sejak HPku error tak bisa dibuka lagi pada perjalanan bulan Januari lalu, aku menikmati hari-hari 'asyik' tanpa WA dan Sosmed. Awalnya adalah saat aku mendarat di Soetta terminal 3, HP yang kumatiin di Bandara Radin Inten II sejam sebelumnya tak bisa nyala. Kucoba beberapa kali, HP itu tetap hank. Aku duduk bengong di ruang tunggu terminal 3 sementara waktu. Aku janjian dengan Pak Thomas dari Semarang untuk bertemu di Soetta dan akan bebarengan ke Wisma Canossa Tangerang. Tak bisa kontak siapa pun, dan nomor yang kuingat dari ratusan nomor HP yang ada di memory HPku hanya nomor rumah dan nomor Mas Hen.
Sempat berharap Pak Thomas tiba-tiba muncul di terminal 3, tapi itu kemungkinan kecil. Jadi setelah beberapa menit duduk di ruang tunggu kedatangan, aku mencari pusat informasi.
"Tak ada telpon umum di sini, bu." Itu keterangan yang kudapatkan.
Wifi ada, jadi aku numpang duduk di information center, membuka laptop. Aku buka email dan FB, mengirimkan pesan ke beberapa orang yang bisa kuakses supaya mereka meneruskan pesanku itu ke Pak Thomas. Sampai lebih dari 10 menit belum ada respon. Si mbak informasi mencoba kartuku ke HPnya tapi tak berhasil. Jadi aku pasif menunggu di situ, sampai berpuluh menit kemudian tanpa respon dari email maupun FB.
Akhirnya Mas Hen menjawab pesan FB, dan mencari info lanjut supaya bisa kontak ke Pak Thomas. Si mbak meminta lagi kartu SIM HPku dan mencobanya di HPnya yang lain. Eh, begitu terpasang ada telpon masuk. Ternyata dari Pak Thomas, great. Aku memastikan lokasinya di mana, dan aku pun menyusulnya di terminal 2 karena rupanya kami mesti menunggu satu teman lagi dari Yogya akan bersama-sama ke Canossa. Ok, aman untuk kali ini.
Jadi, aku mengucapkan terimakasih banyak ke si mbak, dan membereskan barang-barangku untuk naik skytrain ke terminal 2.
Nah, sejak itulah HPku kuanggap hilang dari peredaran. Katanya harus diinstall ulang tapi sudah dicoba oleh Mas Hen dengan beberapa cara, tidak berhasil. Ujungnya adalah dijual oleh Albert di grup jual beli yang dia miliki. Laku dongggg... dapat Rp 150 ribu. Hehehe. Aku pun nggoteki HP lawas milik Mas Hen yang udah dipensiun satu tahun lewat. Tapi HP ini hanya bisa digunakan untuk telpon dan SMS. Hehehe... cukup deh.
Untungnya tidak memakai WA:
- Hidup lebih tenang. Tidak ribet oleh banyak pesan masuk entah japri atau grup.
- Jadi terbebas dari HP. HP tak harus melekat di tubuh seperti dulu-dulu. Bahkan ketinggal HP pun rasanya semakin biasa.
- Tidak direpoti segala hal. Kayaknya WA dan medsos itu membuat orang lebay yak. Ndak penting pun disodorin. Ndak penting pun dibuka-buka tiap detik.
- Jadi punya waktu banyak untuk mengerjakan hal-hal menarik yang kemarin-kemarin sering dilupakan: membaca, menulis, ngobrol, dsb.
- Kayak gitu deh.
Ruginya juga ada dong:
- Mula-mula soal ruginya HP rusak, yaitu: dataku ilang kabeh!
- Tak bisa kontak ke siapapun di mana pun secara murah dan mudah.
- Tak bisa menerima dan mengirimkan info/foto/video dll. Huh.
- Ketinggalan informasi. Jadi ndak update, alias katrok.
- Dimarahin banyak orang karena: "Kok menghilang?" (Jadi kayak orang sakti mandraguna yang punya mantra kesaktian bisa menghilangkan diri. Hehehe.)
- Nah gitu deh.
No comments:
Post a Comment