Yang paling dibutuhkan oleh perempuan adalah kepercayaan. Dipercaya. Aku tak bisa menjelaskannya seperti seorang ilmuwan disertai teori dan hasil penelitian, tapi aku akan merujuk diriku sendiri. Tentu saja (walau ini tak perlu) aku mesti mengingatkan bahwa aku adalah seorang perempuan, seorang manusia yang perempuan.
Aku masih tetap bekerja untuk justice and peace di Keuskupan Tanjungkarang, apa pun namanya. Sudah 19 tahun aku di bagian ini, tapi sebenarnya aku sudah memulainya jauh lebih lama, saat aku masih mahasiswa bersama dengan para pastur dan frater CM khususnya, juga lewat pertemananku dengan orang-orang seperti Ju, Ipul, bapak ibunya, PSK di bawah Kayutangan dan sebagainya. Dalam perjalanan misiku itu aku mempelajari banyak hal yang berguna bagi hidupku sekarang ini. Sebagian berguna untuk kerjaanku di Keuskupan, sebagian lain berguna untuk kehidupanku di rumah bersama suami dan anakku, dan juga sebagian besar lagi berguna bagi perkembangan diriku sendiri sebagai Yuli.
Jika aku mendapatkan sebuah kepercayaan, aku bisa menjawab "Ya." dengan mudah kalau itu terkait dengan hal-hal yang memang aku tahu atau bisa. Saat aku mulai melakukan komitmenku itu, hal-hal yang kutahu dan kubisa pun terasah dengan lebih baik, menjadi pengalaman-pengalaman lanjutan yang berharga.
Atau, jika aku mendapatkan sebuah kepercayaan sedang saat itu aku tak terlalu yakin dengan diriku sendiri, untuk banyak hal aku akan menjawab "Tidak.". Jawaban tidak akan menutup beberapa pintu yang semestinya bisa membuka bagiku. Namun tidak seluruh pintu. Jawaban tidak yang kulontarkan biasanya menyisakan banyak pekerjaan rumah yang memicu diriku sendiri untuk mengejarnya. Jadi, sebenarnya jawaban tidak untuk ketidakyakinanku itu sepadan dengan jawaban Ya yang kuberikan walau aku ragu-ragu dengan kemampuanku. Jawaban ya untuk kepercayaan yang dilimpahkan padaku akan membuatku mengejar aku yang mampu, aku yang bisa. Dan proses jatuh bangun membuat mampu ini adalah pengalaman pembelajaran yang luar biasa. Banyak pengalamanku tentang hal ini justru inilah yang menarik: Ya justru karena sulit. Hmmm, mungkin semacam tantangan bagi diriku sendiri, tapi banyak peristiwa justru membuktikan bahwa manusia termasuk perempuan diberi kemampuan yang jauh lebih besar/tinggi dibandingkan dengan yang dia ketahui.
Nah, apakah sifat seperti ini juga dimiliki oleh perempuan kebanyakan? Aku yakin. Aku sangat yakin. Perempuan perlu dipercaya memiliki keberanian, kemampuan, dan sebagainya untuk mengerjakan segala hal, seturut anugerah yang sudah dilimpahkan kepadanya. Itulah yang akan mampu dia bangun untuk hidupnya yang pada lanjutannya akan berdampak bagi hidup orang-orang di sekitarnya.
Ah, sebenarnya ini soal biasa kan? Laki-laki juga mendapatkan kepercayaan itu sejak lahirnya sehingga mereka bisa. Maka aku yakin jika perempuan mendapatkan kepercayaan yang sama seperti itu maka ia pun akan bisa dan mampu mendapatkan hal yang sama dengan laki-laki. Sewajarnya saja, memang begitu cara kita memperlakukan manusia untuk mendorong mereka, entah laki-laki atau perempuan.
No comments:
Post a Comment