Saturday, December 29, 2018

Advent 2018 (5): Kekuatan Pikiran

Bagian kelima, atau terakhir, bisa kutulis pada masa Natal. Tepatlah ini kulakukan sebagai bagian dari pergantian tahun juga dan kukerjakan dalam masa yang sangat tenang liburan pergantian tahun di rumah.

Beberapa bacaan mempengaruhi tulisan ini seturut dengan bacaanku selama liburan. Novel Pram, cerpen-cerpen beberapa penulis, dan tulisa James Redfield. Yang terakhir ini seperti bungkus bagi semuanya yang membuatku ingat untuk menulis seperti judul di atas: Kekuatan Pikiran.

Pengalaman membuatku yakin bahwa pikiran memiliki kekuatan yang bisa mengubah segala hal. Kalau Natal dengan kelahiran bayi Yesus mengubah dunia menjadi seperti sekarang ini sekaligus dengan pro dan kontranya, pikiran dari mulai yang kecil mampu mengubah orang, peristiwa dan juga dunia. Ini seperti memulai dari batu pertama yang kemudian diperkuat dengan batu-batu selanjutnya hingga kemudian menjadi sebuah rumah. Batu pertama itu adalah pikiran pertama yang membuat rumah itu mungkin terjadi. Dalam prosesnya bisa saja ada dinamika, kadang terhenti kadang terkendala. Menumpuk batu-batu berikutnya adalah bagian dari memperkuat pikiran.

Dalam tahun ini, aku tahu ada kata yang spesial yang mesti kuingat, yaitu: Kesaksian. Sebelum libur, aku sudah menuliskan sesuatu dalam carik kertas di kantor yang berisi tentang hal itu. Sepanjang tahun ini aku telah dipersiapkan secara apapun untuk sampai pada kesaksian.

Maka kata ini juga yang akan aku gunakan sepanjang tahun 2019. Beberapa hal terbayang di depan mata dengan visi yang semakin jelas dan pikiran yang selalu terkuatkan untuk sampai ke sana, bahkan sampai detail sedetail-detailnya. Untuk itu, aku akan melewati pergantian tahun dengan gembira. Aku tahu, kata Kesaksian ini memiliki konsekwensi yang besar dengan segala resikonya. Aku bisa memperkirakan, dan aku akan melaluinya.

No comments:

Post a Comment