Kekuatan hasrat itu seperti ramalan. Kalau aku bilang 'mungkin akan ada nanti...', lalu aku menghasratinya, wah kejadian sungguh. Aku pernah bilang "Mungkin anak-anak liar sudah bersemayam dalam tubuhku." Kapok deh, benar-benar berendeng-rendeng anak-anak liar meluncur dari ruapan rambutku. Lalu berbaris minta disapa, ditegur. Setelahnya mereka akan beranak pinak dan reproduksi kilat. Dan kini ada jutaan menari-nari di seluruh inderaku.
"Lain kali hati-hati dengan pikiran ya, Yuli. Dan lebih hati-hati lagi dengan lidahmu. Keterlaluan jika menyangka diri sebagai pahlawan seolah dunia tak akan berputar tanpamu. Memang tangan dan kakimu ada berapa?"
Ah ya. Memang parah jadinya. Tak bisa lari juga. Apalagi dengan bekas-bekas pengembaraan yang abadi di seluruh ragaku. Serpihan ludah asing di bibirku, memar di pahaku, romansa di ingatanku, perih tarikan nafas rindu, tertawa di atas bantal empuk, kehangatan ... mana bisa menghilang begitu saja tanpa mengolahnya dulu menjadi indah.
No comments:
Post a Comment