Hari ini ada beberapa orang yang datang ke kantor. Dengan berbagai urusan. Sore kantor sangat penuh, 9 orang. Iya, soalnya aku mengundang mereka untuk rapat Nuntius. Ada beberapa hal yang terlontar dalam rapat ini. Cukup lumayan setelah beberapa lama nyaris tidak ada percakapan tentang majalah ini seolah-olah akulah yang 'mbaurekso' tunggal, terserah mau njungkir atau mau mbalik, tidak ada urusan.
Aku duduk di salah satu sudut meja (Sebenarnya mejanya bundar tidak bersudut, tapi rasanya aku ada di sudut. Terserah aku dong.)
Sebelah kiriku adalah para penatua Nuntius, tiga orang bapak dan seorang romo. Orang-orang yang dari awal aku harapkan menyokong semangat penerbitan, menelurkan dan menjaga visi dan misi serta menjadi teman dalam pengerjaan operasional majalah ini.
Sebelah kananku adalah para muda Nuntius, satu orang bujang, dua orang gadis, dan satu orang istri (belum ibu). Mereka orang-orang yang bekerja konkret secara teknis membantu urusan redaksi hingga distribusi.
Pembahasan berakhir dengan beberapa rekomendasi, yang cukup membesarkan hati. Intinya : Maju terus pantang mundur!
(Ya bagaimana lagi, aku toh tetep saja akan menjadi nenek-nenek bongkok yang mondar mandir di tepi pantai, bekerja giat sambil melihat ombak dan pasir, namun toh sampah selalu ada di sana ditinggalkan orang. Pokoke bekerja dan ada keindahan di sana-sini untuk dinikmati. Inilah rahmat bagiku.)
No comments:
Post a Comment